Gak terasa sudah 100 hari kamu pergi meninggalkan kita Chika Djati, Tuhan memanggilmu lebih cepat dari kami. Dan aku percaya itu yang terbaik untukmu, walau rasanya kamu masih ada disekitar kami, diantara rapat-rapat, diantara ramenya postingan milis, diantara kelas-kelas Akademi Berbagi.
Rasanya baru kemaren aku duduk bareng denganmu makan Steak Holycow atau Ayam berkah Melawai. Dan sepertinya aku baru kemaren melihatmu berenang di rumahku sambil kita ngobrol tentang cita-cita dan mimpi-mimpimu.
Rasanya baru kemaren.
Ternyata sudah 100 hari kamu pergi meninggalkan dunia ini.
Dear Chika Djati, aku tahu kamu sangat mengidolakan Handry Satriago CEO General Electric yang memang menawan hati banyak orang karena beliau orang yang istimewa. Waktu peringatan Volunteer Day yang bertepatan dengan 40 hari kepergianmu, beliau menuliskan surat untukmu.
Surat dari Bang Handry untuk Chika Djati, dan selamat membaca di sana ya Chik, dan selamat meneruskan istirahat panjangmu di rumah abadi Tuhan.
Surat untuk Chika Djati (Relawan dari Akademi Berbagi yang meninggal pada tanggal 1 November 2013) 5 Desember 2013Halo Chika,
Apa kabarmu di sana?
Mudah-mudahan kamu sedang lihat bahwa kami sekarang sedang berkumpul di sini mengenang kamu dan menggumamkan kata-kata sesal itu
“Ah, kamu pergi terlalu cepat…”
Saya sendiri tak cukup banyak mengenal kamu. Tapi saya ingat senyum lebar yang ceria itu. Saya ingat jejingkrakan dan energi yang meluap-luap ketika mengadakan Akber itu. Dan saya ingat reply Twitter-mu yang terakhir pada saya, ketika saya tanyakan kabar sakitmu.
“Iya Bang, saya tetap semangat, kok!”
Chika,
Malam ini saya diminta bicara tentang volunteerism, tentang kenapa saya mau jadivolunteer… Terus terang saya tak punya cukup bahan tentang itu. Juga tak kenal teori-teorinya. Ada sih, di Wikipedia. Tapi garing banget, kan, kalo cuma cerita berdasar Wikipedia.
Makanya, saya mencoba belajar dari kamu, dalam pertemuan yang hanya 2-3 kali itu, dalam percakapan yang tak pernah panjang. Saya mengingat senyum lebar dan tawa lepas itu, dan mencoba bertanya-tanya dalam hati, kenapa kamu tertawa dan senang sekali tampaknya, ketika melakukan kegiatan-kegiatan volunteer kamu. Dari mana energimu berasal, saat tubuh kurus itu harus bergerak ke sana ke mari untuk aktivitas yang tak hasilkan uang, juga pada saat kamu mungkin sudah sakit?
Rasanya saya menemukan sedikit jawabannya…
Volunteerism itu adalah soal hati yang terpuaskan…Soal rasa yang melegakan, karena sudah mencoba berbuat sesuatu bagi orang lain…Sesuatu yang tak bisa diukur dengan materi…intangible…
Makanya tawamu lepas!
Matamu berbinar!
Energimu tak pernah habis!
Tak juga saat kamu sedang tergolek sakit!
Tak ada yang mampu membayar semua itu, dan juga tak ada yang bisa membelinya. Hanya ada satu cara mendapatkannya, yaitu dengan melakukannya….dan itu yang kamu contohkan…dan itu yang saya pelajari…
Volunteerism bukan strategi, baik strategi perusahaan atau strategi pencitraan. Tak akan pernah didapatkan “rasa” itu kalau hanya dijadikan strategi untuk make up biar terlihat memiliki citra peduli.
Chika,
Tahukah kamu bahwa kristalisasi dari kepemimpinan itu adalah influence? Seseorang yang mampu meng-influence orang lain adalah pemimpin. Kamu sudah menunjukkannya pada kami. Buktinya kami sekarang di sini mengenangmu. Kamu telah meng-influence, telah memberi arti yang jelas pada kata volunteer. Kamu adalah pemimpin. Setiap orang punya waktu dan caranya sendiri untuk berbahagia. Saya percaya bahwa secara alami manusia merasa bahagia jika perbuatannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi orang lain. Saya, dan kami semua di sini telah mendapatkan sesuatu dari kamu…yaitu makna dari menjadi volunteer itu.
So, saya rasa kamu bahagia di sana sekarang. Walaupun tetap saja, saya menggumankan kata sesal itu, “Kamu pergi terlalu cepat…”
Baik-baik ya, di sana.
Salam,
Handry
*Ditulis pada peringatan wafatnya Chika Djati, dan Hari Volunteer Sedunia, di Obrolan Langsat, Jalan Langsat, Jakarta, 5 Desember 2013.