Hari minggu pagi, setelah subuh aku dan Kika berangkat ke Monas. Yaa..ini pengalaman pertama Kika jogging di jalanan Thamrin. Gembira banget. Sebelumnya sempat hujan di rumah, tetapi begitu sampai di Monas cerah dan sejuk dengan angin semilir. Jakarta sedang ramah, cuacanya sangat nyaman pagi itu. Kesempatan langka untukku dan Kika bisa berolahraga, start dari Monas menuju Bunderan HI dan kembali lagi ke Monas bersama 15.000 ribu warga Jakarta. Woow..sungguh meriah dengan lautan manusia berkostum hijau memadati sepanjang jalan. Kapan lagi kami bersesak-sesak di jalan raya mengalahkan TransJakarta dan mobil-mobil lainnya?

Ajakan Anlene untuk melangkah 10 ribu membuatku kembali berolahraga apalagi bisa sekalian mengajak Kika jalan-jalan. Kalau tidak ada event tersebut, pasti aku masih selimutan di rumah memanjakan kemalasan. Yaa, sungguh berat untuk memulai olahraga. Sepuluh ribu langkah terasa sulit dilakukan, tetapi jalan-jalan di mall bisa seharian. Oh, dunia 

Saya yakin semua orang pasti setuju olahraga sangat penting dan wajib dilakukan, tetapi banyak yang tidak mau melakukan. Kenapa? Saya ingat guru NLP saya Pak Wiwoho pernah bercerita bahwa tidak ada orang yang malas, tetapi dia belum mendapatkan trigger yang tepat karena masing-masing orang punya trigger yang berbeda. Misalnya kalau lagi jatuh cinta, orang begitu bersemangat berdandan, memperbaiki penampilan dan menjaga badannya supaya tetap fit dan keren di depan kecengannya. Padahal sebelumnya boro-boro berdandan, sisiran aja males. Jatuh cinta adalah trigger. Tetapi kita kan tidak jatuh cita setiap saat, bahkan ada yang tidak pernah merasakan jatuh cinta. Tenang masih banyak trigger yang lain kog, seperti agama atau keyakinan, cinta, keluarga, cita-cita. Ketakutan atau kekhawatiran pun bisa menjadi trigger.

Tidak semua orang bisa ditakuti tentang penyakit yang timbul akibat tidak berolahraga, begitu juga tidak semua orang bisa diiming-imingi kebugaran. Masing-masing orang mempunyai sumber penyemangat yang berbeda. Dan itu sangat personal. Bagaimana cara mendapatkan trigger yang tepat supaya giat berolahraga? Temukan sendiri, kenali diri dengan baik. Perhatikan apa yang membuat kamu bersemangat. Bikin daftar sumber semangat, semakin banyak semakin bagus. Belajar mengenali diri dengan lebih baik, memudahkan kita untuk menggerakkan diri sendiri dalam berbagai aktivitas bukan hanya olah raga.

Jadi bukan hanya mencegah osteoporosis, jalan kaki 10.000 langkah setiap hari dan rutin akan membuat bugar, langsing dan bahagia.

Yuuk … ayunkan kakimu setiap hari! Bersyukur atas semua karunia Tuhan salah satunya adalah menjaga badan dengan sebaik-baiknya. Selamat olahraga, jaga badan jaga makanan yaa..Eh jangan lupa minum susu 

2 Replies to “Ayunkan Kaki, Syukuri Pagi”

  1. halo ! :)
    wah, artikelnya menarik ya.. saya sebenarnya suka banget berolahraga demi punya body seperti keira knightley haha :P
    tp masalahnya sy orgnya kan moody. jd gampang berubah mood gt, kadang semangat menggebu dtg, tp kdg redup. soal trigger, sy krg lebih uda tau trigger apa yg bisa bikin sy semangat. tp trigger2 itu ga cukup kuat menahan smangat saya utk waktu yg lama ato sterusnya. Bro prnah kyk sy gt ga? trs kl uda gt gmn tuh cara mengatasinya? ada saran ga? :)

  2. Patricia : terimakasih…konsisten itu memang perlu effort yang cukup besar. Memelihara semangat itu sama dengan menjaga triger itu tetap nempel dan tertanam di alam bawah sadar kita. Caranya : dilakukan terus menerus secara berulang dan menjadi kebiasaan. Atau coba foto Keira Knightley ditempel di tempat yg terlihat terus. Selamat berolahraga :)

Tinggalkan Balasan