Foto diambil dari Facebook Yoris Sebastian :)

tulisan ini dimuat juga di http://akademiberbagi.org

Akhirnya kesampaian juga Akademi Berbagi mendatangkan guru Yoris Sebastian berkat bantuan teman-teman @IDkreatif dan PPKI 2011. Sudah cukup lama para murid mengusulkan minta supaya Yoris mengajar.

Sebelumnya, beberapa kali saya sudah bertemu dengan Yoris, tetapi tidak dalam kelas yang cukup panjang. Kali ini saya benar-benar belajar di kelas selama 2 jam mendengarkan dia berbagi ilmu dan pengalaman tentang kreativitas. Dengan suara tidak meletup-letup seperti seorang motivator kondang, tetapi  dengan gayanya yang bertutur membuat kita seperti mendengarkan sebuah cerita tentang perjalanan hidup seorang Yoris yang dari kecil tidak bandel, penakut karena tidak bisa naik sepeda hingga kemudian dia berada di posisi sekarang ini. Stereotip di kita adalah anak bandel = kreatif. Dan Yoris tidak bandel tapi kreatif abis. Dia juga bukan anak yang menonjol dibanding kakaknya yang memiliki IQ jenius, tetapi karya-karya Yoris adalah jenius!

Yoris, menyampaikan sesuatu, tanpa teriakan, tanpa semangat palsu dengan mengucapkan Selamat pagi! walaupun sudah malam, tetapi justru lebih mudah diterima. Apa adanya tetapi mengena. Dia bercerita bahwa kreatif bukan genetis tetapi bisa dipelajari dan harus dilatih. Kreatif tidak harus melanggar peraturan, justru kreatif itu adalah bagaimana meng-adjust ide kita dengan norma yang ada tanpa kehilangan sisi “tidak biasa”.

Kreatif juga bukan soal budget, kreatif adalah bagaimana menggunakan dana yang ada untuk sesuatu yang lain dari biasanya dan menjadi perbincangan orang. Kreatif juga bukan ide-ide yang spektakuler, justru menemukan hal-hal kecil yang berbeda tetapi mempunyai nilai manfaat.

Bikin seminar launching perusahaan di bioskop, program music I Like Moday, undangan nikah berupa celemek dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak biasa tetapi justru mengena.

Bagaimana dengan ATM = amati, tiru, modifikasi? Yoris menuturkan bahwa untuk diawal-awal atau untuk supaya dapur tetap ngebul itu sah-sah saja, karena memang banyak hal sukses adalah hasil modifikasi. Tetapi seiring jam terbang yang sudah cukup, dan financial sudah memadai perlu bagi orang-orang kreatif untuk menciptakan karya yang original. Karena itu menjadi pencapaian yang akan melekat dalam diri kita untuk lebih percaya diri dan milestone untuk membuat lompatan yang lebih besar lagi.

Hingga akhir kelas, saya masih terpukau. Yoris mempersiapkan semuanya dari cara bicara, gaya pakaian, penggunakan asesoris hingga tas kerjanya. Semua berbeda dan tidak biasa. Satu hal yang membuat saya semakin hormat adalah, dengan semua pencapaian dia, Yoris tetap manusia yang rendah hati.

Terimakasih Yoris, setelah buku pertamamu Creative Junkies ditunggu buku berikutnya.

One Reply to “YORIS”

Tinggalkan Balasan