Salatiga, sebuah kotamadya terkecil letaknya di kaki gunung Merbabu. Dulu hanya ada satu kecamatan dengan 9 kelurahan. Sekarang sudah terjadi pemekaran dan memiliki 4 kecamatan. Di sini aku dilahirkan dan menuntut ilmu hingga lulus SMA. Kota yang selalu menjadi rumah pertamaku, dan Jakarta yang sekarang aku tinggali adalah rumah kedua. Aku selalu menyebut “pulang” ketika pergi ke Salatiga. Karena hingga kini, hatiku tetap tertambat dan suatu saat ingin menjalani masa tua di sini lagi.
Salatiga adalah awal mimpiku dimulai. Kota kecil yang memiliki orang-orang hebat hingga ke manca negara. Aku bersekolah di SMAN 1 Salatiga, yang memiliki alumni tersebar ke berbagai negara. orang kampung dengan wawasan global, begitulah kami warga Salatiga. Walaupun anak gunung tapi jejaknya ada dimana-mana. Aku pun berani membangun mimpi, walau tidak sehebat kakak kelas maupun teman-teman yang lain. Aku selalu bangga lahir dan besar di Salatiga, kota kecil dengan sejuta kejutannya.
Hal ini kemudian menjadi salah satu alasanku untuk menyelenggarakan pertemuan relawan nasional di Salatiga. Aku yang notabene anak kampung tidak berkecil hati dan berani mendirikan gerakan nasional Akademi Berbagi. Aku berharap para relawan yang berasal dari kampung atau desa tidak minder dan berani bermimpi besar. Gak harus jadi anak Jakarta untuk sukses mendunia. Semoga mereka bisa belajar dari kota kecil Salatiga. Kota yang selalu terpatri di hati. Dari kaki gunung Merbabu, aku membangun kaki mimpiku.
Tidak penting kamu lahir dan besar di mana, keberanian untuk bermimpi dan melangkah kaki untuk memulai dan memperjuangkannya itulah yang utama.
Siapapun darimanapun boleh bermimpi setinggi – tingginya, nggak ada yang bisa ngebatesin :)
Para pengembara akan selalu rindu pulang karena dia akan membawa oleh-oleh kota dan kembali mengembara menjadi pengembara dengan bekal cerita tanah tempat tali pusar dikembumikan
Kata “pulang” memang selalu menekankan pada kerinduan, Mbak. :’)
sangat menginspirasi :) wonderful words
Aku selalu kagum sama sosok orang daerah.
Karna orang daerah itu hebat, mimpinya lebih tinggi daripada orang Jakarta.
Rata-rata yg go internasional juga malah orang daerah, andai aku punya kampung halaman hihiii
nice post :))