Hari ini aku dan teman-teman dari Akademi Berbagi diminta mengajar di kelas umum tentang gerakan sosial. Cukup deg-degan karena sharing dengan teman-teman yang sesama pekerja berbeda dengan mahasiswa. Apalagi kampus yang mengundang adalah Prasetya Mulya sebuah sekolah bisnis yang ternama dan besar. Mahasiswanya sebagian besar adalah anak-anak orang kaya, yang kemungkinan tidak terlalu paham dengan dinamika sosial masyarakat kelas menengah bawah. Karena mereka yang katanya generasi milenia gak pernah susah, bahkan gak tau susah itu seperti apa. Audiens yang sangat menantang dan cukup membingungkan bagaimana kami bisa “menyentuh” mereka.

Setelah sempat nyasar dan berputar-putar, akhirnya kami sampai di kampus nan indah Prasetya Mulya di BSD Tangerang, Kami berenam, saya, Chikadjati, Danasmoro, Umar, Oktalia dan Wulan mewakili sebagian relawan Akademi Berbagi yang di Jakarta berkumpul di ruangan perpustakaan sebelum masuk ke auditorium untuk sharing. Auditorium??? Iyaaa…! Ternyata kita baru dikasih tahu Mba Citra Mentor di Prasetya Mulya bahwa ini adalah kelas umum satu angkatan dengan jumlah murid 500.! Astagaaa 500 mahasiswa saudara-saudara! Kami berenam kemudian membahas kembali apa yang perlu dibicarakan. Berbicara dihadapan 500 orang mahasiswa yang tidak terlalu antusias dengan gerakan sosial karena memang mereka jarang bersentuhan adalah tantangan besar. Hmmm…

Bismillah. Kami pun masuk ke ruangan auditorium, karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi tanda kelas akan dimulai. Sampai di auditorium masih sebagian mahasiswa yang sudah masuk, dan kami harus menunggu beberapa saat lagi. Kelas baru benar-benaer bisa dimulai setelah pukul 9.30 diawali dengan sharing dari Bapak Sani  Dwi Prasetia GM General Trade Coca Cola Amatil Jakarta. Beliau bercerita tentang “Lampah Kalangit” dan program-program CSR lainnya yang dikerjakan Coca Cola. Sempat Pak Sani agak keras ketika berbicara di panggung karena mahasiswanya ribut ngobrol sendiri tidak memperhatikan pembicaranya. Hati saya makin deg-degan, Pak Sani yang terbiasa menghadapi ratusan orang bisa dicuekin gitu, apalagi saya.

Tibalah giliran saya dan teman-teman untuk naik ke atas panggung. Kalau Pak Sani sendirian memaparkan materi, kami keroyokan berenam, setiap orang punya tugas untuk berbicara. Tanpa memikirkan banyak hal, saya langsung saja bercerita tentang sebuah gerakan yang tadinya kecil bisa dengan cepat menyebar dan besar karena bantuan social media. Semua mahasiswa mempunyai account social media, tetapi mereka gak kenal apa itu Akademi Berbagi, hahaaa… Itu PR kami untuk menyebarkan virus berbagi kemana-mana. Walaupun sudah ada di 30 kota, ternyata di kampus Prasetya Mulya tidak ada yang tahu. Dunia social media seringkali melambungkan orang, seakan sudah sangat terkenal dengan menjadi seleb twit, padahal kenyataan di lapangan boro-boro kenal, dengar pun tidak.

Kami tidak lagi peduli apakah mahasiswa memperhatikan atau tidak, yang penting kami berusaha semaksimal mungkin menggugah hati mereka, bahwa masih banyak yang bisa mereka lakukan selain kuliah dan bermain dengan teman. Ada satu atau dua orang yang kemudian tergerak hatinya dan berbuat sesuatu untuk sesama, itu sudah menyenangkan hati. Kami tidak berharap muluk-muluk, karena kami bukan motivator yang padai bersilat lidah, kami hanya pencerita yang akan terus bercerita tanpa lelah tentang Akademi Berbagi. Bukan jumlah yang kami kejar, tetapi manfaat yang kami tebar.

Bertemu teman-teman secara offline di berbagai kalangan selalu menyenangkan dan memberikan pelajaran berharga untuk membuat saya terutama tidak jumawa. Masih banyak orang di berbagai belahan wilayah yang tidak mengenal saya ataupun Akademi Berbagi. Saya dan teman-teman selalu diingatkan bahwa kepopuleran di ranah social media seringkali semu. Kenyataan bahwa kami belum apa-apa, dan baru berkontribusi sedikit terhadap perubahan di masyarakat justru membuat kami semakin bersemangat untuk menyebarkan virus Akademi Berbagi dan selalu diingatkan untuk tetap rendah hati. Makanya saya selalu menyambut dengan senang hati undangan untuk bicara, diskusi atau sharing dengan kalangan diluar lingkaran orang-orang online. Karena tujuan kami bukan nama besar, tetapi gerakan ini diduplikasi oleh banyak orang dan menjadi ajang belajar rutin di berbagai tempat. Sehingga Akademi Berbagi bukan hanya sekedar brand di dunia online, tetapi sebuah value gerakan belajar milik semua orang.

Jadi adakah dari kampus kalian yang ingin mengundang kami? Pasti dengan senang hati kami terima undangan walaupun nanti kalian tidak begitu memperhatikan. Tapi kami percaya tidak ada yang sia-sia jika segala sesuatu dikerjakan  sungguh-sungguh dan niat baik. Dengan bercerita apa yang kami kerjakan, sesungguhnya kami pun belajar dari teman-teman yang datang mendengarkan.

Kami tunggu undangan kalian, karena kami percaya Berbagi selalu bikin HAPPY!

 

 

 

 

3 Replies to “Bertemu Mahasiswa”

  1. astaga mas sani GM General Trade Coca Cola Amatil Jakarta ? sehari” kuliah bareng, orangnya sederhana, bercanda terus . tidak disangka … :)

  2. Hi mbak Ainun dan Kiki, kapan kapan kita ngajar lagi bareng yukkk… Saya juga tertantang mengajar adik adik kita yang kaya-kaya karena kurang sensitive.

    Alhamdulillah sekarang anak2 Prasetiya Mulia juga sudah mulai membantu Anak Asuh kami “Lalampah Ka Langit”.

    Call me at 0812 121 5546 yaaa..

    Salam,
    SANI

Tinggalkan Balasan