Mengajarkan uang pada anak itu bukan perkara sederhana. Tapi harus dilakukan sejak dini.
Dahulu, salah satu mimpi anakku adalah jalan-jalan ke Universal Studio Singapore. Waktu itu masih kelas 4 SD dan Universal Studio Singapore baru berdiri. Teman-teman sekolahnya banyak yang berkunjung ke sana. Akhirnya mimpi itu baru terwujud setelah anakku kelas 2 SMP. Kenapa begitu lama?
Untuk kami, piknik keluar negeri bukan perkara mudah. Harus dipersiapkan dengan matang, terutama masalah dana. Apalagi kami ingin piknik dengan nyaman, berarti menggunakan airlines dan hotel yang cukup baik dengan biaya yang tentu saja tidak murah. Sekaligus, saya ingin mengajarkan kepada anak bahwa untuk bisa mendapatkan keinginannya dia harus menabung.
Jalan-jalan ke Universal Studio biayanya cukup mahal dalam ukuran kami, sehingga anakku menabung kurang lebih 3 tahun. Dia mengumpulkan uang pemberian Eyang, Pakde, Bude dan menyisihkan uang saku mulai kelas 1 SMP. Waktu SD, anakku tidak memiliki uang saku, makanan dan kue bekal dari rumah atau katering. Akhirnya bulan Oktober yang lalu dana telah mencukupi. Kami pun jalan-jalan ke Universal Studio, menggunakan pesawat Singapore Airlines dan tidur di hotel bintang empat daerah Orchard road. Bahagia dan puas, karena masih sempat berbelanja barang kesukaan sesuai bujet yang ada.
Cara Fun Mengajarkan Uang pada Anak
Mengajarkan uang pada anak memang gampang gampang susah tetapi harus! Sering kali orangtua menganggap tidak penting, atau beranggapan nanti juga tahu sendiri kalau udah besar.
Padahal ketika dewasa banyak sekali masalah bisa timbul karena uang. Bukan karena pendapatan yang kecil, tetapi keinginan yang melebihi kemampuan sehingga menumpuk utang. Belum lagi ketika berkeluarga, masalah uang sering jadi bahan utama percekcokan. Hal ini disebabkan tidak mempunyai kemampuan mengelola uang dengan baik.
Nah, mumpung anak masih kecil, dan sekarang banyak sekali cara untuk mengajarkan uang pada anak sejak dini, sebaiknya ajari anak-anak kita supaya paham dan bertanggung jawab.
Selain baca-baca di internet, saya juga belajar dari seminar, workshop dan talkshow tentang pengenalan keuangan pada anak.
Baru-baru ini, ada sebuah Taman yang dijadikan Taman Literasi Keuangan oleh Prudential Indonesia bekerja sama dengan pemda DKI. Lokasinya di Taman Mataram Kebayoran, Jakarta Selatan.
Bukan hanya mudah, tetapi seru dan fun! Kita bisa mengajak anak bermain di taman, dengan pemandangan yang menyegarkan sambil beraktivitas fisik sekaligus belajar keuangan. Dijamin anak lebih mudah paham dan senang.
Taman Literasi Keuangan Prudential, Tempat Asyik Belajar Mengelola Uang
Di Taman Literasi Keuangan Prudential, banyak mainan dan games keuangannya. Seperti Cha-Ching, sebuah games keuangan yang dibuat Prudential Indonesia. Juga berbagai sign board tentang menabung, belanja, investasi dan donasi.
Di bagian pojok, ada tempat yang cukup luas untuk berkumpul dan diskusi di alam terbuka. Jadi kita bisa juga bikin kelas keuangan mini di alam terbuka untuk anak-anak. Coba deh sesekali datang ke Taman Literasi Keuangan Prudential, pasti betah dan senang.
3 Hal Dasar yang Harus Disampaikan Jika Ingin Mengajarkan Uang pada Anak
Dalam literasi keuangan anak, hal-hal dasar yang perlu diketahui adalah tentang menabung, membelanjakan serta yang tidak kalah penting adalah berdonasi. Mereka harus tahu sejak dini, bahwa hidup di dunia ini bukan melulu soal urusan diri sendiri, tetapi membantu sesama adalah bagian dari hidup bermasyarakat.
Menabung
Jika masih balita atau TK, menabung bisa menggunakan celengan di rumah. Ketika sudah lebih besar, anak bisa menabung di bank dengan menggunakan namanya sendiri dalam bentuk tabungan anak.
Sekarang banyak sekali bank yang menawarkannya. Ketika sudah menabung di bank, saya menunjukkan kepada anak bagaimana uangnya bisa bertambah dan berkurang. Di situ saya mengenalkan biaya administrasi, pajak dan bunga.
Membelanjakan
Begitu juga ketika berbelanja di mal. Anak hanya boleh membeli barang sesuai uang yang sudah dialokasikan untuk belanja, tidak boleh lebih!
Setiap akan pergi ke mal, kami berdiskusi dulu mau beli apa harganya berapa. Apakah yang akan dibeli itu memang dia butuhkan sekarang atau bisa nanti. Atau cuma sekadar kepingin saja?
Anak sudah harus diajarkan untuk memilah mana kebutuhan mana keinginan; mana kebutuhan mendesak dan mana kebutuhan yang bisa ditunda. Ketika dibiasakan dari kecil, kelak dia akan terbiasa mengendalikan diri dan mampu bertanggung jawab dengan uangnya.
Berdonasi
Berdonasi pun harus diajarkan sejak dini dan bisa dengan berbagai cara. Bisa melalui sekolah, diserahkan langsung kepada yang membutuhkan atau melalui lembaga donasi baik online maupun offline.
Ajarkan kepada anak bahwa di setiap uang yang kita peroleh ada hak orang lain di dalamnya. Kalo dalam ajaran Islam disebut zakat. Zakat hukumnya wajib. Anak harus tahu itu.
Selain sebagai sebuah ajaran, donasi juga cara untuk mengasah empati anak agar belajar menjadi manusia bermanfaat untuk sesama.
Bukankah manusia paling sukses adalah yang paling banyak manfaat untuk sesamanya?