Gonjang-gonjing pasar saham dunia yang berimbas ke perekonomian Indonesia membuat banyak investor mendadak mengalami kerugian luar biasa. Sebelumnya saham sebagai sebuah investasi yang memberikan keuntungan luar biasa dan dalam waktu relatif cepat menjadi incaran baik investor kecil maupun kelas kakap. Keruntuhan yang begitu besar tak pelak membuat kita bertanya-tanya sebenarnya investasi jenis apa yang menguntungkan dan kecil resiko kerugiannya?
Hukumnya hidup di dunia adalah segala sesuatu ada resiko baik kecil ataupun besar, semakin besar resiko semakin banyak keuntungannya. Tidak mau menanggung resiko ya jangan hidup. Begitulah pepatah sadis yang sulit kita hindari. Tapi kita masih bisa memilih, dari segala macam resiko pilihlah resiko yang paling mungkin kita tanggung. Besar kecilnya resiko sangat subyektif dan saya lebih suka menggunakan ukuran resiko yang paling mungkin kita tangung. Ada resiko yang sudah given, sudah tidak bisa diapa-apakan lagi ya sudah terima dan jalani ndak usah dipikirkan lagi karena hanya membuang energi. Tetapi ada resiko yang pilihannya ada di tangan kita, mau kita hadapi atau dihindari.
Ada sebuah investasi yang berlaku untuk sepanjang masa, resiko masih bisa kita tanggung dan manfaatnya luar biasa, bebas krisis lagi! Pertemanan. Sebuah investasi yang bisa memberikan manfaat psikologis maupun ekonomis. Hidup di dunia harus seimbang baik sisi fisik maupun bathin. Pertemanan memberikan keduanya.
Saya sangat bersyukur karena dikarunia teman yang lengkap dari berbagai jenis. Sejak saya memutuskan untuk bergaul dengan siapa saja, saya banyak menemukan hal baru. Inilah daftar teman saya :
1. Teman ber ha-ha hi-hi, yaitu tempat saya tertawa, guyon tanpa memikirkan hal lain dengan guyonan yang membumi, melepas segala embel-embel dan atribut. Mentertawakan kesedihan, mentertawakan dunia membuat hidup terasa jauh lebih mudah untuk dijalani. Pergaulan ini terapi untuk me-recharge baterei diri, menggeser sedikit arah pandangan sehingga tidak berkosentrasi pada kesulitan dan beban saja.
2. Teman berbagi, yaitu teman curhat tempat saya menumpahkan segala unek-unek membosankan dan itu-itu saja ha ha ha. Kadangkala suka geli sendiri habis curhat, cemen banget deh rasanya. Tetapi selalu kelegaan berasa setelah semua dikeluarkan dan saya tidak malu mengungkapkannya. Biasanya duduk ngopi, atau nongkrong ditempat nyaman dan mulailah dagangan curhatan digelar. Kepada sahabat-sahabat saya, terimakasih atas kesediaannya menampung curhatan gak bermutu dan keputusasaan yang berlebihan.
3. Teman sekampung yang sama-sama merantau, dengan mereka kami suka mengingat masa lalu yang wagu dan enak untuk ditertawakan. Merasa senasib dan seperjuangan. Dengan mereka saya merasa mendapat ruang untuk menjadi diri sendiri secara utuh dan mengingatkan saya betapa masa kecil kami sangat bahagia. Tempat saya ingin kembali suatu saat nanti, kampung halaman.
4. Teman girly, ini nih teman jenis baru. Saya baru memperolehnya. Ibu-ibu yang hobi nyalon dan shopping serta berbagi cerita soal remeh temeh kerumahtanggan. Teman-teman lama saya pernah bilang “apa ndak capek berteman dengan mereka?” Pada awalnya saya sangat kagok dengan lingkungan yang bukan saya banget karena tidak tahu topik apa yang mesti dibawakan. Ternyata oh ternyata asyiik juga bergaul dengan mereka. Saya banyak mendapatkan informasi yang tidak pernah saya dapat dipergaulan sebelumnya. Dari mereka saya seringkali mendapat sudut pandang yang berbeda tentang sebuah persoalan. Mereka juga membuat saya bersemangat untuk memperbaiki (walaupun sedikit, ehm..) penampilan saya yang selama ini amburadul dan seadanya banget. Sebagai seorang yang bekerja diurusan komunikasi, info-info dari ibu-ibu sosialita ini bisa menjadi data yang berguna. Kadangkala ide-ide bisnis juga keluar dari mereka. Hidup terasa ringaaaaan.
5. Selanjutnya teman sepuh, baik dari segi usianya yang sepuh atau pemikirannya yang bijaksana. Dengan mereka saya bisa berdiskusi tentang berbagai hal, kehidupan, politik, bisnis dan hal-hal lain, pokoknya ilmu kehidupan secara gratisan deh! Kepada mereka saya sering bertanya dan belajar. Karena hidup adalah proses yang tidak berhenti untuk memperbaiki diri. Kepada mereka saya sandarkan kegelisahaan saya.
Berbagai jenis teman dan bergaulan, membuat saya tidak larut dalam pergaulan yang itu-itu saja. Memberikan sudut pandang dari berbagai sisi membuat lebih bijak dalam melihat masalah. Konflik yang terjadi antar teman pasti ada, tetapi justru konflik itu memberikan pembelajaran dan tantangan untuk bisa menyelesaikan dengan baik. Berteman dengan banyak orang dapat memperkaya diri, tetapi jangan kemudian mudah mengikuti arus. Tetap dimana pun kapan pun jadilah diri sendiri. Buatlah diri ini nyaman, dan menjalaninya tanpa beban. Ketulusan dalam berteman menjadi kunci untuk masuk dilingkungan manapun. Hargai diri sendiri, tetapi jangan merendahkan orang lain.
Dulu saya sering kesulitan berada di lingkungan baru, suka kagok. Tetapi ketika ada suatu keadaan yang memaksa saya untuk seringkali berada di lingkungan baru membuat ke-kagok-an saya berangsur-angsur berkurang.” Apa ndak makan hati berteman dengan orang-orang yang sangat tidak aku?” Justru karena selama ini saya selalu merasa bahwa saya tidak cocok dengan A, saya lebih sesuai dengan B menyuburkan keangkuhan diri saya, menempatkan diri pada suatu kelas tertentu. Saya ingin menggerus ego saya, menurunkan ke-aku-an saya yang seringkali begitu tinggi saya tempatkan sehingga menghambat proses pengembangan diri. Disini saya belajar tentang sebuah keikhlasan, mengurangi tuntutan. Bukan hal yang mudah memang, dan bukan berarti sekarang saya sudah jadi makhluk yang penyabar. Tetapi proses menuju itu sedang saya jalani terus menerus dan tidak akan berhenti. Karena kebijaksanaan dan keikhlasan bukan sebuah tujuan. Lingkungan pergaulan dan pertemanan yang bermacam-macam tempat saya melatih dan menempa untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Apakah saya hanya mendapatkan kebahagiaan psikologis? Ketika sebuah pertemanan dijalankan dengan tanpa beban, memberi dan menerima tanpa diperhitungkan, keuntungan ekonomis pun mengalir dengan sendirinya. Saya banyak memperoleh info tentang pekerjaan, tentang bisnis dan serta peluang untuk mendapatkan proyek. Saya juga selalu mendapat suntikan semangat baru, pengetahuan baru tanpa capek-capek belajar. Jaringan pertemanan memudahkan pekerjaan saya, banyak teman-teman yang membantu kelancaraan usaha. Sering diajak jalan-jalan dan makan-makan gratis, itu juga keuntungan ekonomis bukan?
jadi inget nasihat guru saya dulu, orang yang paling kaya adalah orang yang paling banyak temennya.
ini salah satu gw berinvestasi… cari teman lewat blog