Foto ambil dari http://gerkatinsolo.or.id/2012/05/gerkatin-solo-meriahkan-akber-solo-anniversary/

Hampir sebulan lalu, saya pergi ke Solo dalam rangka ulang tahun Akademi Berbagi Solo (@akberSolo) yang pertama. Mumpung long week end saya liburan ke rumah Ibu, menengok “rumah” Bapak di Salatiga sekalian mendatangi ultah @akberSolo. Perjalanan dari Salatiga menuju Solo kira-kira 1,5 jam. Kebetulan teman-teman “blogger kesepuhan” lagi mampir ke Salatiga dan mau ke Solo jadi sekalian numpang deh. Satu mobil bersama Pakde Mbilung, Mbak Jeni dan 2 putranya Adri & Ghilman serta Gita “mbitmbot” kami berangkat ke Solo dengan jadwal pertama kuliner dan jalan-jalan ke pasar.

Sesampai di Solo masih sekitar jam 11an, jadi kami makan soto dan lanjut jalan-jalan. Ke batik Laweyan, Toko Orion, Pasar Triwindhu yang sebelumnya sempat nyasar ke pasar Klithikan Silir, dan berakhir di gudeg Adem Ayem Slamet Riyadi. Setelah puas jalan-jalan dan makan dengan rombongan Blogger Kasepuhan, saya pun menuju rumah kediaman mas Imam Subchan Kepala Sekolah @akberSolo tempat dimana perayaan ulang tahun akan diselenggarakan.

Acara ulang tahun akan ditunaikan jam 7 malam, dan saya sampai lokasi masih sore. Beberapa teman relawan Akber dari berbagai kota sudah tiba juga, Wina dari @akberSby, Tommy dari @akberDepok, Rizki Mamat dari @akberJambi yang kemudian bergabung di @akberJkt, Yudha – Ika – Budi – Rea dari @akberBandung, Pall dari @akberSemarang Raplee dari @akberJogja dan tentu saja Ray Rahendra dari @akberMadiun. Rumah mas Imam sudah seperti basecamp, semua relawan dan komunitas lain yang membantu acara sudah tumplek jadi satu. Seruu..!

Sambil menunggu, saya menyempatkan jalan-jalan sore bersama Wina, Yudha dan Ray. Kami nongkrong di angkringan She Jack di Kota Barat setelah sebelumnya gagal mencari toko batik di belakang Solo Grand Mal. Pulang dari angkringan kami naik becak, saya dan Ray satu becak, Yudha dan Wina satu becak. Sepertinya cuaca dan tukang becak ikut mengamini dua hati : Wina dan Yudha yang sedang meletup-letup ingin tumpah dalam ikatan cinta. Dan sepertinya sepulang dari Solo itu mereka pun mengukuhkan menjadi sepasang kekasih LDR (Long Distance Relationship) yang satu relawan Bandung satunya relawan Surabaya. Hmmm…

Malam pun tiba, para tamu undangan satu persatu berdatangan. Tuan rumahnya malah sempat pergi sebentar untuk among tamu kawinan saudaranya. Saya selalu kagum dengan Mas Imam, dedikasinya untuk Akademi Berbagi sungguh luar biasa, di sela-sela acara penting keluarganya beliau masih menyempatkan untuk jadi tuan rumah dan menggelar hajatan ulang tahun. “Padahal sampeyan gak dapat apa-apa ya mas, dari Akber :’) ”

Rumah Mas Imam pun ramai dan penuh dengan tamu dari berbagai komunitas di Solo serta teman-teman relawan Akber dari berbagai kota. Acaranya sendiri dibagi di dua tempat. Acara pertama di halaman depan rumahnya yang sangat luas, sambil menggelar karpet dan kertas karton untuk alas duduk para tamu. Diawali dengan menyaksikan pemutaran video jejak perjalanan @akberSolo dan dilanjutkan dengan hiburan nyanyian kelompok musik dari mahasiswa UNS. Dengan ditemani obor dan makanan khas angkringan yang disediakan oleh teman-teman Indonesia Berkebun Solo acaranya syahdu tapi tetap gayeng. Kolaborasi yang indah dari berbagai generasi dan komunitas.

Foto ngambil dari: http://gerkatinsolo.or.id/2012/05/gerkatin-solo-meriahkan-akber-solo-anniversary/

Kemudian, acara pun dilanjutkan dengan yang sedikit agak formal, yaitu penyerahan jabatan kepala sekolah dari mas Imam Subchan kepada penggantinya Monica Sari  @MomonicaSari di bagian dalam rumah yang juga luas dengan lantai dua berbentuk mezzanine. Mas Imam merasa sudah cukup mengawali dan meyemai kegiatan ini, sudah saatnya kader penerus yang melanjutkan dan memegang tanggung jawab. Terus Mas Imam kemana? Tradisi di Akademi Berbagi, setiap Kepala Sekolah menjabat tidak lebih dari 1 tahun, dan kemudian diganti oleh relawan lainnya. Supaya semua bergantian merasakan dan menjalankan sebagai pemimpin dan yang dipimpin. Karena Akber bukan hanya tempat belajar untuk publik tetapi juga untuk para relawan agar kelak menjadi pemimpin yang bijak. Jadi Mas Imam tetap di @akberSolo menjadi relawan dan membantu mengembangkan kegiatan.

 

Foto ambil dari: http://gerkatinsolo.or.id/2012/05/gerkatin-solo-meriahkan-akber-solo-anniversary/

 

Acara suksesi cukup unik. Sepotong lilin dibawa secara estafet keliling ruangan, kemudian naik ke lantai dua mezzanine. Dari lantai dua dibawa turun oleh aktor pantomim yang turun menggunakan seutas tali. Dramatis dengan suasana yang gelap dan sayup-sayup terdengar lagu selamat ulang tahun. Lilin itu pun berakhir ditangan mas Imam dan digunakan untuk menyalakan lilin di kue ulang tahun. Semua relawan @akberSolo meniup bersama-sama lilin di kue tart dan secara resmi mas Imam mengumumkan Kepala Sekolah yang baru : Monika Sari. Suasana cukup haru sekaligus bahagia. Tommy pun bertanya kepada saya: Apa yang mba Ai rasakan melihat semua ini? Terus terang saya sendiri speechless dan tidak tahu mau jawab apa, karena terlalu banyak kebahagiaan yang saya dapat dari Akademi Berbagi dan para relawannya. Kemudian saya tuliskan twit untuk Tommy: “Tommy saya percaya kamu bisa membuat @akberDepok keren.”  Saya pun bangga punya teman relawan seperti Tommy yang selalu bersemangat dan yakin akan langkahnya.

Foto ambil dari: http://gerkatinsolo.or.id/2012/05/gerkatin-solo-meriahkan-akber-solo-anniversary/

Semakin malam acara semakin rame. Semua berkumpul untuk merayakan sebuah kegembiraan bahwa berbagi itu membahagiakan. Tidak ada yang berkurang dari kami, tetapi justru berlimpah ruah berkah. Selamat ulang tahun @akberSolo satu tahun bukan waktu yang pendek untuk sebuah perjuangan, tetapi jalan masih panjang untuk membuat @akberSolo makin keren dan bermanfaat untuk kotamu. Jaga semangat kalian dan bangun kegiatan ini menjadi semakin besar dan menyebar. Dan untuk semua relawan Akademi Berbagi kalian semua keren, dan masing-masing kota punya keunggulannya karena ada relawan Akademi Berbagi.

Saya titipkan Akademi Berbagi ini kepada semua relawan, karena tanpa kalian kegiatan ini bukan apa-apa. Saya percaya mimpi bahwa Akademi Berbagi akan terus ada, menyebar di semua kota  menjadi tempat belajar dan berdiskusi untuk membangun kota bukan lagi sekedar impian yang diawang-awang. Suatu saat pasti terwujud. Amin

3 Replies to “Cerita yang tercecer dari Solo”

    1. Bener Kang…mengharukan sangat. Saya selalu merasa beruntung diberi kesempatan untuk membangun dan menjalankan Akademi Berbagi, bertemu banyak orang dan belajar dari banyak hal. Alhamdulillah :’)

Tinggalkan Balasan