Gambar diambil dari: http://www.muraspec.com/content.asp?PageID=319

Jaman semakin maju, dunia bergerak begitu cepat dan bukan hanya kota besar yang tidak pernah tidur, tetapi “kicauan” di dunia online pun tidak pernah berhenti. 24 jam non-stop. Gak percaya? Cek twitter deh, salah satu arena bersosialisasi di internet, setiap menit bahkan detik selalu bergerak dengan status-status baru. Di satu sisi kita jadi tidak pernah ketinggalan berita dan informasi, tanpa perlu mantengin tv dan baca koran hampir semua informasi tersaji di social media bahkan terkadang lebih cepat. Tetapi di sisi lain kita makin berkurang waktu istirahatnya.

Saya selalu takjub dengan teman-teman di timeline yang tetap terbangun dan aktif di twitter hingga dini hari, padahal esok pagi mereka harus bekerja, meeting atau melakukan aktivitasnya. Pernah bertanya pada beberapa orang, “Apa gak kliyengan paginya?” Jawaban mereka rata-rata sama, “Sudah biasa” atau banyak juga yang menjawab karena mereka kesulitan tidur atau insomnia. Daripada bengong yang udah “berkicau” di online.

Teknologi yang semakin canggih, katanya membuat kualitas hidup semakin meningkat. Semua berjalan serba cepat dan efisien. Tetapi benarkah kualitas kita meningkat? Contohnya saya aja nih! Pekerjaan saya sekarang banyak berhubungan dengan dunia online dan digital. Bangun tidur bisa langsung kerja tanpa perlu memkirkan mandi atau pake baju apa hari ini. Yang penting koneksi internet lancar jaya, pekerjaan pun ikut lancar. Tetapi karena bisa kapan saja dan di mana saja, saya jadi seenak-enaknya mengerjakan pekerjaan. Bisa malah hari, subuh, siang atau kalau lagi dikejar-kejar garis mati bisa siang sampai siang lagi. Beberapa teman bilang, enak banget kerja seperti saya. Bisa kerja di mana saja, dan hang out kapan saja. Bener begitu ya? Eiitss..! Nanti dulu. Hukum dari dunia online yang hidup dalam 24 jam berarti semua berproses dalam 24 jam juga yang itu berarti masalah bisa timbul di jam berapa aja. Kalau dini hari, ya dini hari itu harus diselesaikan. Haram hukumnya delay di dunia online hahahaa..

Suka perhatikan juga gak, karena semua terhubung dengan dunia digital, dan para asisten di rumah juga pegang HP, untuk memanggil atau menyuruh mereka pun seringkali kita menelpon atau sms mereka, males untuk berjalan ke dapur. Hayo siapa yang begitu? Apa-apa tinggal telepon, males jalan ke halte bus telpon taksi. Males jalan ke rumah makan, telepon delivery. Oh sungguh semakin mudah hidup kita.

Jadi hidup kita berkualitas ya? Makin gak jelas jam kerjanya, makin males bergerak, liburan pun masih sibuk dengan gadget kanan kiri karena bisnis tidak bisa ditunda, itu berkualitas ya? Ho..ho..ho..

Ngomong2 tentang kualitas hidup dan tentunya nyambung dengan gaya hidup, gaya hidup yang tidak teratur dan tidak sehat itu kalau berlarut-larut, memperbesar peluang untuk terkena penyakit yang krtiis lho.  Ada artikelnya di sini (http://www.thejakartapost.com/news/2011/01/08/unhealthy-lifestyles-give-rise-new-killer-diseases.html) yang menggaris bawahi hal itu.

Wahai para manusia modern, suka periksa kesehatan gak? Suka cek-cek ke laboratorium secara rutin gak? Kita asyik dengan fasilitas alat-alat canggih sehingga pekerjaan kita semakin maju tetapi tanpa disadari mengabaikan pola hidup yang kurang sehat. Badan kita ya sama dengan mesin, harus ada saatnya berhenti, harus ada saatnya direparasi, harus ada saatnya di cek up. Apalagi kalau pola makan tidak sehat, lengkap sudah!

Apabila Anda memang termasuk dalam kelompok orang-orang tersebut, sudah waktunya Anda berhati-hati. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), sebanyak 36,1 juta orang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit jantung, stroke, kanker, dan diabetes (sumber: WHO Global Status Report on Noncommunicable Diseases (NCDs –April, 2011). Penyakit jantung koroner masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, yaitu rata-rata 200.000 pasien per tahun, menurut data Departemen Kesehatan RI. WHO dan Bank Dunia juga

Mari kita berhenti sejenak. Perhatikan badan kita sendiri, sudahkah memberikan haknya secara benar? Ketika penyakit kemudian menyerang, baru kita tersadar dan menyesal. Kalau sekedar masuk angin, demam, atau sakit-sakit ringan yaa okelah bisa sembuh dengan istirahat dan minum air putih serta makan yang benar. Tetapi jika mendadak terserang penyaki yang cukup berat, sudah siapkah? Karena sebenarnya penyakit berat itu tidak ada yang mendadak, pasti sudah ada tanda-tanda sejak awal tetapi sering tidak terdekteksi karena kesibukan. Penyakit berat bukan lagi milik Opa Oma kita, tetapi anak muda produktif pun sekarang sudah banyak yang terserang penyakit berat dan menggerogoti sepanjang umurnya.  Apalagi jika yang sakit adalah tulang punggu keluarga, pencari nafkah utama. Sudahkah diantisipasi jika hal itu terjadi? Bukan mau mendahului Tuhan, tetapi alangkah lebih nyaman jika kita mempunyai persiapan yang baik jika hal-hal buruk menimpa. Banyak kog instrument keuangan yang memberikan perlindungan secara maksimal, tinggal kita harus pintar-pintar mencari dan mempelajari mana yang sesuai dengan kondisi kita. Katanya manusia modern, harusnya melek financial juga toh?

Ketika dunia online tidak pernah tidur, bukan berarti kita begadang sepanjang malam.  Hidup cuma sekali, badan cuma satu, siapa lagi yang menyayangi kalau bukan kita sendiri?

Mari kita tidur, sudah malam.

One Reply to “Digital Never Sleep”

Tinggalkan Balasan