Apa yang terlintas di kepalamu ketika aku ngomong : “dua garis”?
Mungkin ada yang mengkaitkan dengan film Dua Garis Biru, sebuah film yang bercerita tentang anak remaja hamil di luar nikah dengan berbagai konflik yang menyertai dikemas secara apik oleh Gina S. Noer. Iya dua garis seringkali identik dengan hasil test pack yang menunjukkan positif hamil.
Untuk pasangan, menunggu munculnya dua garis di test pack seperti penentuan masa depan, deg-degannya setengah mati. Tidak semua pasangan mudah mendapatkan keturunan. Walaupun gak sedikit juga orangtua yang gampang punya keturunan malah mentelantarkan anaknya. Ironi. Tapi begitulah kehidupan.
Aku punya seorang sahabat yang ingin sekali mendapatkan anak. Selama 15 tahun lebih pernikahan, dia tidak berhenti berharap dan berusaha sehingga bisa mendapatkan “dua garis” tersebut. Hingga kemudian umur pun beranjak dan secara biologis semakin kecil kemungkinan, tetapi harapan dua garis tidak pernah pupus. Selama Allah berkehendak, apapun bisa terjadi.
Berbagai usaha dilakukan. Dari cara tradisional, seperti minum jamu, terapi pijat hingga medik seperti inseminasi buatan dan bayi tabung pun dilakukan. Sebuah proses yang tidak mudah. Selain biaya, fisik dan mental pun ikut dipertaruhkan. Belum lagi tekanan sosial yang seringkali tidak manusiawi. Bersukur dia memiliki keluarga yang bisa menerima dan tidak ribut menanyakan keturunan. Paling tidak, ada tempat baginya untuk bersandar.
Bagi sebagai orang, punya anak itu mudah banget, bagi sebagian lain perlu usaha keras dan perjuangan yang sungguh berat. Lahir, mati dan rejeki adalah rahasia Ilahi. Kita, manusia hanya berusaha semaksimal kita bisa. Tetapi celakanya mulut julid teman dan tetangga tetap aja rajin bertanya,”sudah punya anak belum? Anaknya berapa? Kenapa gak punya anak?” dan pertanyaan-pertanyaan menyebalkan lainnya.
Pilihan bayi tabung atau biasa disebut IVF (In-Virto Fertilisation) mungkin belum jadi pilihan sebagian besar orang. Selain masalah pro-kontra berbasis keyakinan, biaya adalah salah satu kendala terbesar. Bukan rahasia lagi, bayi tabung adalah treatment mahal. Tidak sembarang orang bisa melakukan. Belum lagi resiko gagal dan semua biaya akan hilang begitu saja. Walaupun sekarang tingkat keberhasilan IVF sudah cukup tinggi. Kalau saja ada program bayi tabung murah, syukur-syukur bayi tabung gratis, pasti banyak yang mau kan?
Tetapi apakah benar biaya bayi tabung (IVF) itu sangat mahal? Beberapa hari lalu, aku mendapat undangan dari Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) yang sedang meluncurkan program “Harapan Dua Garis” sebagai bagian dari kampanye Malaysia Year of Healthcare Travel 2020. Paparan yang sungguh menarik, bagaimana kesehatan menjadi salah satu tujuan wisata unggulan Malaysia. Dan secara spesifik, mereka menawarkan program IVF untuk membantu pasangan yang menginginkan keturunan.
Malaysia Healthcare sangat serius dalam membangun fasilitas kesehatan, baik secara teknologi, hospitality hingga tenaga medis. Mereka menawarkan wisata kesehatan end-to-end bebas hambatan (seamless). Malaysia salah satu negara yang dikenal reputasinya dalam penyediaan fasilitas kesehatan dunia, termasuk pusat perawatan kesuburan.
Tingkat keberhasilan IVF (bayi tabung) di Malaysia adalah rata-rata satu dari dua pasien. Hal ini didukung oleh pusat perawatan kesuburan dan IVF terkemuka dengan dokter serta ahli embriologi yang berpengalaman dengan dilengkapi teknologi mutakhir. Ada 6 pusat perawatan kesuburan yang ikut serta dalam program Harapan Dua Garis ini yaitu : Mahkota Medical Centre in Malaka, Genesis IVF and Island Hospital in Penang, Sunfert International Fertility Centre, TMC Fertility Centre dan Alpha IVF in Kuala Lumpur.
Keenam rumah sakit tersebut adalah RS terkemuka dengan fasilitas kelas dunia. Kita tinggal pilih mau di mana. Soal biaya gimana? Nah ini bagian paling penting. Salah satu pasien bayi tabung yang berhasil atau disebut IVF warrior bercerita bagaimana proses dia mendapatkan 2 anak kembar melalui program IVF dari Malaysia Healthcare. Ternyata biaya selama ikut program tersebut beserta apartemen tempat dia tinggal selama program kurang lebih Rp 75 juta. Walaupun, soal biaya akan sangat tergantung dengan kondisi pasangan serta tingkat kesulitannya. Tetapi dengan segala fasilitas dan treatment-nya, angka tersebut cukup murah. Tetapi jangan kuatir, kita bisa tanya-tanya terlebih dahulu kog. Informasinya bisa dilihat di sini atau telepon +603 2726 8688 (call centre). Khusus untuk di Indonesia bisa kontak +62 812 897 100 29 atau Instagram : @medtourismmy.id
Program bayi tabung gratis bagi 12 pasangan beruntung
Program “Harapan Dua Garis” ini akan berjalan selama tahun 2020, dan pasangan yang ingin mengikuti program bayi tabung gratis bisa mendaftar melalui: MHTC IVF Akan dipilih 12 pasangan dari Indonesia yang telah merencanakan kehamilan namun punya gangguan kesuburan untuk mengikuti program IVF secara gratis. Bisa sekalian piknik ke Malaysia makan nasi kandar atau belanja di factory outlet. Yekan?
Layaknya sebuah oase di gurun pasir. Program Harapan Dua Garis ini bisa menjadi jalan bagi pasangan yang ingin punya keturuan tapi mengalami kesulitan. Sebaiknya informasi ini dibagikan ke teman, saudara dan handai taulan. Siapa tahu ada yang membutuhkan. Apalagi ada kesempatan bisa ikutan program bayi tabung gratis. Punya keturunan masih menjadi salah satu mimpi besar dan tidak semua orang mudah meraihnya. Doaku untuk kalian para pasangan yang ingin mendapat keturunan, semoga dimudahkan termasuk sahabatku. Jangan menyerah, teruslah berusaha karena keajaiban bisa datang dari mana saja, Termasuk dari negeri tetangga, mungkin.