“Saya percaya masa depan Indonesia ada di daerah. Untuk itu perlu menciptakan habitat yang nyaman bagi SDM (sumber daya manusia) terdidik di banyak daerah.” – Emil Dardak
Emil Elestianto Dardak, atau yang lebih dikenal dengan Emil Dardak, adalah Bupati Trenggalek yang masih sangat muda, usia 31 tahun sudah mempimpin sebuah daerah. Mimpinya besar untuk Trenggalek, tetapi bukan hal yang mustahil untuk diwujudkan.
Kalimat di atas adalah sebagian dari pidatonya di acara CITI PEKA sebagai keynote speech di acara Citi Talks: Lebih dari Filantropi untuk Indonesia. Sebuah event dari CITI Indonesia dalam rangka penyerahan dana hibah tahunan.
Kenapa Emil Dardak yang diundang dan menjadi pembicara utama?
Ternyata salah satu pilar dari CITI PEKA ( Peduli dan Berkarya) adalah Youth Economic Opportunity (kesempatan ekonomi bagi generasi muda), di samping ada 2 pilar lainnya yaitu Financial Inclusion (inklusi keuangan) dan Urban Transformation (transformasi urban).
Saya sangat terkesan dengan Emil Dardak, anak muda yang berani melepas karier cemerlangnya untuk mengabdi di daerah. Bukan keputusan yang mudah. Tetapi dengan pendidikan dan pengalamannya, saya yakin Trenggalek bisa menjadi daerah yang maju sesuai mimpinya.
Mimpi Anak Daerah
Apa yang disampaikan Emil Dardak adalah kenyataan, bahwa orang-orang pintar banyak yang pergi meninggalkan kampung halamannya, sehingga daerah mengalami “brain drain” kekurangan tenaga ahli dan orang berpendidikan.
Sudah saatnya anak muda potensial mencontoh Emil Dardak, pulang kampung membangun daerahnya. Semoga program CITI PEKA bisa membantu terbentuknya habitat yang menarik bagi generasi muda potesial di banyak daerah bukan hanya Trenggalek saja. Makin banyak SDM terdidik yang pulang kampung maka makin banyak daerah yang berpotensi untuk maju.
Program CITI PEKA untuk Daerah
CITI PEKA sendiri sudah banyak melakukan program sosial kemasyarakatan bekerjasama dengan beberapa lembaga terpilih. Tahun ini dana hibah yang diserahkan sebesar USD 850.000 kepada 3 mitra strategisnya, yaitu UNESCO, Merci Corp Indonesia dan Prestasi Junior Indonesia.
Total dana hibah yang sudah digulirkan oleh CITI PEKA sebesar USD 10 juta bekerja sama dengan 56 lembaga mitra pelaksana. Bukan sekadar filantropi biasa, karena CITI PEKA tidak sekadar menyerahkan dana hibah, tetapi ikut terjun langsung di beberapa program sosial kemasyarakatan.
Komitmen CITI PEKA kepada masyarakat sudah dijalankan selama 18 tahun. Apalagi Country Head Corporate Affairs Citi Indonesia, Elvera Makki juga pekerja sosial.
Kebetulan saya mengenal baik Mba Vera, begitu sapaannya. Salah satu kegiatan sosial yang dijalankan hingga sekarang adalah mendirikan perpustakaan untuk anak, yaitu Taman Bacaan Anak Lebah yang sudah tersebar di berbagai daerah. Saya percaya komitmen CITI PEKA di bawah koordinasi Mba Vera akan dipastikan berjalan sesuai tujuan dan menyentuh langsung ke masyarakat. Bukan sekadar program kosmetik demi citra dan memenuhi prasyarat saja.
Kesungguhan CITI PEKA juga bisa dilihat dalam berbagai program yang sudah dijalankan. Di antaranya, program pemberdayaan untuk PKBM Ginus Itaco, salah satu sekolah kejuruan gratis yang dibangun relawan Akademi Berbagi.
Susie sang pendirinya, mencari biaya sekolahnya dengan membuat berbagai produk kerajinan, memanfaatkan tenaga dari murid-muridnya. Jadi mereka bukan hanya belajar tetapi langsung mempraktekan usahanya.
CITI PEKA membuka kerja sama dengan berbagai pihak. Yang penting sesuai dengan 3 pilar: Youth Economic Opportunity, Financial Inclusion dan Urban Transformation.
Bagi teman-teman yang memiliki kegiatan sosial bisa mencoba untuk menjadi mitra Citi Indonesia. Setiap tahun dana hibah terus akan digulirkan.
Untuk tahu lebih banyak soal Citi Indonesia bisa dilihat di halaman Facebook Citi Indonesia.
Super sekali