Seringkali saya ditanya, baik ketika sharing atau ngobrol jika perusahaan mau mulai di social media, sebaiknya mulai dari FB atau twitter dulu? Atau harus langsung punya keduanya?

Menjawab pertanyaan tersebut tidak simpel. Bisa jadi memang bisa memilih salah satu channel FB atau twitter, tetapi tidak sedikit yang harus punya keduanya. Menurut saya, yang jauh lebih penting adalah, kita harus pahami dulu masuk di social media mau ngapain? Selain itu, kita harus mengetahui masing-masing platform itu seperti apa. FB lebih sering disebut sebagai “mengumpulkan teman-teman lama” sedang twitter “menemukan teman baru“. Selain itu di FB kita bisa ngobrol lebih intens tanpa gangguan dan interupsi banyak orang, sedang di twitter lebih seperti toa di pasar yang berteriak mengumumkan dagangannya, jika ada yang tertarik bisa ngobrol lebih lanjut. Walau tak jarang banyak yang hanya nyamber-nyamber saja tanpa perlu respon lebih lanjut.

Saya sendiri lebih concern kepada tujuan masuk ke social media itu apa? Jika hanya masuk dan mengikuti perusahaan lain lakukan, sayang dengan investasi dana serta waktu. Nilai penting dari social media adalah selain alat berkomunikasi, kita juga bisa mendapatkan database.

Bolehkah saya pakai twitter saja? Tentu saja tidak ada yang melarang. Beberapa teman saya memulai usaha kecilnya dengan hanya jualan via twitter, setelah itu karena mulai banyak pertanyaan yang terulang atau perlu penjelasan yang lebih detil dia membuka blog. Bagaimana pun juga fungsi twitter adalah sebagai penyebar informasi yang interaktif, dimana kita bisa langsung menyapa target audience. Untuk event atau kegiatan jangka pendek menggunakan twitter saja memang cukup, tetapi kita tidak bisa memanfaatkan database. Twitter tidak mencantumkan data follower dengan detil karena tidak ada kewajiban kita mengisi data secara lengkap seperti di FB.

Kalau pakai FB aja gimana? Gak papa juga. Yang penting dalam menentukan platform apa yang akan dipakai, adalah  berapa resources yang dimiliki untuk mengelola social media? Karena sekalinya terjun harus dikelola secara konsisten. Di FB kita bisa mendapatkan data demografi fans yang lebih lengkap dari twitter, tetapi tetap tidak bisa leluasa dimanfaatkan. Di FB, selayaknya dengan teman lama, kita harus menyapa, ngobrol tentang hobi yang sama atau mendengarkan curhatannya. Masih banyak perusahaan yang menggunakan FB secara searah. Yang dipikirkan bagaimana memproduksi konten sekreatif mungkin dan ajeg tetapi lupa menyapa atau sekedar menjawab para fans. Saya sering mengamati FB  teman-teman saya, dan mereka ternyata sangat senang merespon like dengan menuliskan komen: “makasih jempolnya“. Sebuah upaya untuk menjaga hubungan pertemanan yang patut ditiru oleh perusahaan. Walaupun brand lebih sesuai memnggunakan FB page, dan menyebut teman dengan fans, tetapi cara memperlakukannya tetap seperti sebuah pertemanan.

Idealnya ketika nyemplung di social media, kita punya rumah yang sepenuhnya “milik” kita. Biasanya menggunakan website atau blog. Kita bisa mengisi sesuka hati kita dengan design yang kita pilih. Kalau di website bahkan kita bisa mengumpulkan database secara lebih lengkap sesuai yang kita inginkan. Walaupun untuk menarik mereka masuk tidak semudah di FB. Di Indonesia yang paling rame adalah FB dan twitter, menggunakan keduanya lebih baik. Selain bisa saling melengkapi, karena sifat FB yang lebih mirip toko dan twitter berfungsi sebagai sales, kita bisa mengoptimalkan social media untuk mencapai tujuan.

Pada akhirnya, budget juga mempengaruhi pemilihan platform social media. Yang penting tetapkan tujuan dan susun rencana dengan baik dan sekalinya sudah masuk jagalah dengan konsisten. Seperti halnya sebuah komunikasi, di social media kita bukan hanya “bicara” tetapi juga harus “mendengar“.

 
Note :
FB = Facebook

One Reply to “FB atau Twitter?”

Tinggalkan Balasan