*foto ini ngambil dari http://www.satuhati.com/who-we-are *
Kalau menjelang hari Kartini begini, apa yang kalian ingat? Waktu sekolah pakai baju daerah ikut bermacam-macam lomba dari memasak, menyanyi, peragaan busana, gulung stagen sampai bikin drama. Seru yaa…masa-masa sekolah memang indah dan menyenangkan. Banyak teman, banyak aktivitas dan bebas merangkai mimpi. Kalau anak sekolah sekarang gimana ya?
Mengingat-ingat jaman sekolah memang menyenangkan … etapi bagaimana dengan yang tidak bisa bersekolah? Masih ada gak ya? Kan katanya SD sekarang gratis ya? Kalau SMP gratis juga gak ya? Tapi masih ada pungutan sana-sini atau bener-bener gratis sih? Pada kenyataannya masih ada lo yang tidak mampu bersekolah. Okelah kalau bisa ikutan SD gratis, tetapi selanjutnya bagaimana? Sekarang pendidikan SMP aja tidak cukup apalagi SD.
Saya sebenarnya bukan penganut paham anak wajib sekolah formal, karena saya percaya banyak ilmu berserak-serak di luar sekolah formal. Tetapi pendidikan dasar itu penting terutama tentang budi pekerti, sosialisasi dan kemampuan mengembangkan daya nalar & kreativitas. Apakah harus diperoleh di sekolah formal? Tidak harus sih, tetapi sistem di negara kita yang masih mensyaratkan berbagai macam ijazah untuk memperoleh sesuatu, menjadikan pendidikan formal menjadi penting. Kecuali jika kelak segala peraturan birokrasi itu dihilangkan.
Sekarang coba tengok kanan kiri kita. Masih adakah yang belum bersekolah minimal sampai SMU? Biaya hidup yang mahal mau gak mau ikut menyeret biaya sekolah menjadi mahal. Mungkin SPP gratis, tetapi yang lainnya: buku, seragam, iuran sekolah, dana kegiatan bla..bla..bla…ujungnya banyak juga ya biaya bersekolah secara normal. Terus bagaimana jika tidak mampu? Ya berhenti sekolah Kak…ya ngamen aja Kak… ya ngasong di jalanan aja Kak. Miris. Kita yang diberi anugerah bisa sekolah dan bisa menyekolahkan seringkali gemes pengin anak-anak di jalanan itu kembali ke sekolah. Tapi gimana caranya? Kita aja udah rumit dengan berbagai kebutuhan yang semakin hari semakin membumbung tinggi ke langit yang abu-abu.
Sebenarnya banyak cara kog. Sekarang kan banyak lembaga atau kegiatan yang membantu anak-anak untuk bersekolah. Seperti yatim online, beasiswa Sampoerna Foundation, beasiswa Djarum, beasiswa Riyanto dan masih banyak lagi. Kita gak harus jalan sendiri, tetapi bisa bergabung dengan memberikan donasi kepada mereka. Daripada sendiri, bersama-sama itu lebih meringankan. Gak punya uang? Ada cara lain kog untuk membantu. Bisa sumbang buku, bisa sumbang tenaga jadi relawan, bisa sumbang unjuk bakat dengan cara yang gampang. Tadi saya melihat di sini www.satuhati.com keren deh konsepnya. Jadi kita bisa milih mau nyumbang dengan cara apa, nyumbang uang juga bisa, tinggal transfer aja. Donate Yourself!
Senang kalau semakin banyak anak yang bisa bersekolah dengan baik. Tetapi apakah sekolah aja cukup? Apakah belajar cukup di sekolah? Lagi-lagi itu saja masih kurang. Perkembangan dunia seakan mengajak kita berlari, kemajuan teknologi hari per hari. Kita harus terus belajar belajar dan belajar. Memang belajar harus sampai ajal menjemput bukan? Karena hakekat hidup adalah perjalanan belajar.
Saya dan teman-teman yang haus belajar dan pengin belajar dengan murah dan gampang kemudian membuat kelas informal namanya Akademi Berbagi. Itu benar-benar karena kami ingin belajar dari orang-orang pintar, bukan hanya ilmu tetapi juga pengalamannya. Konon pengalaman mahal harganya. Di Akademi Berbagi belajar dari pengalaman orang dengan gratis.
Kita sengaja bikin rutin, karena belajar memang harus terus menerus. Gak Cuma di Jakarta, tetapi di Semarang, Jogja, Surabaya, Solo, Palembang, Medan, dan Ambon. Semoga daerah lain menyusul yaa… Gampang kog bikin Akademi Berbagi di daerahmu. Asal ada kemauan pasti ada jalan. Kata Bapak saya, di dunia ini tidak ada yang tidak bisa, adanya karena kalian tidak mau. Senang lo punya akademi berbagi jadi ajang silaturrahhiim, bikin jaringan relasi, nambah ilmu … siapa tahu dapat jodoh *eh ..maksudnya dapat proyek atau pekerjaan. Asyik kan? Berbagi selalu bikin happy.
Jadi, makin banyak aja cara kita berkontribusi untuk dunia pendidikan di negeri kita. Kita semua percaya pendidikan dan ilmu pengetahuan yang bisa membuat kita maju. Kita harus terus menerus mengupakan bangsa kita menjadi bangsa yang pintar, karena harga diri dan kepercayaan diri terbangun karena kepintaran. Slogan #IndonesiaCerdas menarik bukan? Akan semakin menarik jika tidak sekedar jadi slogan dan benar-benar jadi bangsa yang cerdas. Stop complain! Stop mengeluh! Donate Yourself!
hayoo..kita bisa sekolah gratis di akademi berbagi. 2 kali pernah ikut
minimal buat yang muslim ingetlah ada kewajiban zakat harta, walaupun kita cuma bisa keluar sedikit tapi kalo digabung sama yang lain jadinya pasti lumayan. yakin bahwa ndak ada kebaikan yang sia-sia, kelak semua akan terbalas dengan sendirinya.
kalo saya memilih untuk melihat keluarga terdekat, kebetulan kok ya ada yang butuh dibiayai, dan Alhamdulillah kok ya pas saya ada rejeki.
Mas Stein: terima kasih atas catatannya, betul sekali mengingatkan saya tentang zakat.
Soal siapa yg mau disumbang bebas-bebas aja, dengan membantu siapa pun itu mengurangi potensi kebodohan anak negeri.
kakak ai emang maknyossss hihihi~
Didut: Haiiiiii Kak Didut, terimakasih sudah berkunjung di mari. Sini duduk sebelahku :)