Menjadi pengrajin kaleng mungkin bukan cita-cita Pak Dedi Ahmadi maupun sebagian besar warga kampung Dukuh, Desa Pasir Mukti, Kec. Citeureup, Kabupaten Bogor, atau yang biasa disebut Kampung Kaleng.
Tetapi karena sehari-hari yang mereka lihat dari para orang tua adalah menjadi pengrajin, maka pekerjaan itulah yang mereka pahami untuk menyambung hidup dan sudah dijalani oleh 3 generasi. Tetapi Pak Dedi berbeda dengan 2 generasi sebelumnya. Dia tidak mau menjadi pengrajin kaleng biasa saja.
Warga Kampung Kaleng Tak Puas Menjadi Pengrajin Biasa
Sebagai ketua RW di Kampung Kaleng, Pak Dedi berusaha mengajak warganya yang menjadi pengrajin kaleng untuk bisa melakukan berbagai pengembangan agar tidak sekadar menjadi pengrajin. Mereka berusaha agar usaha mereka ini menjadi sebuah usaha yang berkelanjutan.
Bersama Indocement, perusahaan yang memang memiliki program pemberdayaan masyarakat di area operasionalnya, Pak Dedi kemudian mulai menjalankan berbagai terobosan bersama warga Kampung Kaleng dalam mengembangkan usaha kecil di wilayahnya.
Warga Kampung Kaleng kini tidak lagi sekadar meneruskan profesi orang tuanya sebagai pengrajin. Dengan bantuan dan kemitraan dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Indocement’), produsen Semen Tiga Roda dan Semen Rajawali yang memang memiliki komitmen untuk membantu masyarakat agar berdaya dengan berbagai macam program seperti: pelatihan, pendampingan, membuka akses pemasaran dan pemodalan, maka perubahan pun bisa dilakukan.
Kalau dulu mereka hanya membuat oven tradisional dan loyang dengan model itu-itu saja dan tergantung pada satu pasar, sekarang mereka bisa menghasilkan beragam produk berbahan dasar alumunium, seperti oven gas, cetakan kue, kaleng kerupuk, stoples mini, dan panci. Tak hanya berhenti di situ, mereka juga membuat beragam aksesoris kendaraan, peralatan rumah tangga serta produk industri, seperti rambu-rambu, ducting AC, tempat sampah, dan lain-lain. Mereka juga bisa membuat pesanan khusus sesuai keinginan pelanggan.
Pasar mereka pun berkembang, tidak hanya sebatas dikirim ke pasar Cawang Jakarta yang merupakan sentra produk rumah tangga saja. Barang-barang hasil kerajinan mereka kini juga dikirim ke berbagai daerah di luar Jabodetabek hingga luar Jawa, bahkan juga membuka pasar di online.
Baca juga: Sukses Tidak Dibangun Sendirian
Warga Kampung Kaleng Semakin Berdaya Bersama Koperasi
Indocement dengan program CSR-nya tidak hanya berhenti di situ. Mereka juga mendorong warga untuk memperkuat usaha bersama melalui pembentukan koperasi. Pak Dedi menjadi motor penggerak yang menyatukan para pengrajin yang semula terpecah–karena persaingan yang tidak sehat–untuk berkumpul dan berdaya bersama melalui koperasi yang diberi nama Koperasi Rancage.
Saat ini anggota Koperasi Rancage sudah 120 orang, dan bukan hanya berasal dari Kampung Dukuh saja, melainkan tersebar di seluruh kecamatan Citeureup. Harapannya, tentu saja, jumlah anggota koperasi terus bertambah sehingga semakin banyak warga yang terbantu di dalam mengembangkan usahanya.
Memenangkan Medali Satya Lencana Pembangunan dan Bakti Koperasi
Kegigihan Pak Dedi untuk menjadi penggerak perubahan terbukti bukan hanya mampu membangun warga Kampung Kaleng yang lebih berdaya. Ia juga telah mendapatkan anugerah Medali Satya Lencana Pembangunan dan Bakti Koperasi yang diberikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UMKM Republik Indonesia, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.
Kerja keras memang tidak mengkhianati hasil. Saat ini Pak Dedi bisa melihat hasil karyanya dalam membangun Kampung Kaleng bersama Indocement. Pendapatan warga yang bertambah sehingga kesejahteraan pun meningkat menjadikan Pak Dedi layak disebut sebagai local hero.
Tetapi bukan berarti perjuangan telah selesai, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Pak Dedi. Selain mengembangkan koperasi bersama Indocement, ia juga harus membuka berbagai peluang dan kesempatan yang mungkin dilakukan, sehingga pemberdayaan benar-benar merata bagi seluruh warga Citeureup.
Pertanian dan Sektor Lain Juga Mendapat Perhatian Indocement
Indocement pun tidak berhenti hanya melakukan pemberdayaan bagi UKM saja, tetapi juga pemberdayaan bagi petani serta penghijauan kembali wilayah pasca tambang yang hasilnya bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar. Salah satu lokasi pengembangan program CSR di Citeureup adalah P3M (Pusat pelatihan dan pemberdayaan masyarakat) Hambalang seluas 10 hektare.
Di P3M, ada berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti pelatihan, pembibitan pertanian dan peternakan seperti tanaman melon hidroponik, tanaman hias, ikan lele, nila, dan ikan hias. Juga ada peternakan sapi dan kambing yang setiap tahun hasil penggemukannya laris dijual sebagai hewan qurban pada saat hari raya Iduladha. Selain itu, P3M juga berinisiatif membuat energi alternatif dari kotoran hewan, tanaman jarak, serta solar cell.
Baca juga: Adaptasi dan Peduli
Masih banyak program CSR Indocement yang dilakukan di sekitar Kompleks Pabrik Citeureup. Salah satunya adalah pembuatan danau buatan yang bisa menampung air tadah hujan di area pasca tambang. Danau buatain ini bisa membantu warga desa saat kekeringan air. Mereka bisa mengambil secara gratis. Selain itu, para penduduk juga bisa mengambil berbagai jenis bibit tanaman, baik tanaman hias maupun tanaman energi seperti pohon jarak.
Berbuat baik memang tidak ada batasannya. Komitmen Indocement untuk selalu menjadi mitra yang baik terus dilakukan. Sehingga diharapkan makin banyak lahir local hero seperti Pak Dedi dari Kampung Kaleng Citeureup yang mampu menggerakkan masyarakat untuk berdaya bersama sejahtera bersama.