Kesuksesan sejati adalah ketika kehadiranmu membawa manfaat sebesar-besarnya bagi sekitarnya
Kalimat di atas sudah sering kita dengar, dan almarhum ayah saya pun berpesan demikian. Menjadi manusia sukses itu bukan soal berapa besar kekayaan materi yang dimiliki atau jabatan yang diperoleh tetapi bagaimana sekitar kita mendapatkan manfaat sebesar-besarnya atas karya kita. Bahkan di agama pun diajarkan demikian.
Setiap orang memang mempunyai ukuran sukses yang berbeda, tetapi hal yang mendasar adalah apakah kita merasakan bahagia atas sukses yang kita peroleh? Sebahagia apa? Apakah rasa itu mengendap di hati hingga waktu yang lama dan membuat kita merasa “penuh di dada” yang terus membawa semangat untuk berkarya lagi?
Ketika saya membuat Akademi Berbagi, tanpa merencanakan untuk menjadi besar dan menyebar, hanya berusaha bertanggung jawab atas apa yang sudah dimulai dan memberi kesempatan kepada siapa saja untuk belajar bersama dengan mudah. Syukur jika kemudian ada perubahan dalam hidupnya setelah mengikuti Akademi Berbagi walau kecil. Dan apa yang kemudian saya rasakan? Setiap membaca tulisan peserta Akademi Berbagi di social media tentang manfaat yang didapat, bahagia pun meluap-luap hingga menambah amunisi untuk terus berjalan dan membuatnya makin besar. Saya pun merasakan kesuksesan walaupun kecil tetapi tidak ternilai dengan materi.
Sama halnya dengan manusia, sebuah bisnis atau perusahaan juga terdiri dari sekumpulan manusia yang punya hati dan rasa bahagia yang ingin dicapai. Semua bisnis pasti harus untung, kalau tidak bagaimana bisa membayar biaya produksi maupun gaji para karyawan? Tetapi apakah hanya sekedar keuntungan materi? Setiap bisnis pasti berdiri karena ada kontribusi dari berbagai pihak, bukan hanya internal perusahaan tetapi juga masyarakat. Sebuah bisnis akan berjalan dengan lancar jika ada support yang baik dari masyarakat. Ketika perusahaan mengalami kesulitan, merekalah support utama yang dibutuhkan. Jika tidak ada pihak luar yang mau mendukung maka perusahaan bukan hanya mengalami kerugian tetapi brand yang sudah dibangun bisa ikut hancur.
Indonesia adalah negeri dengan sumber daya mineral dan batubara yang melimpah. Perusahaan pertambangan besar berduyun-duyun datang untuk melakukan eksploitasi. Setelah puluhan tahun dikeruk sumberdaya mineral dan batubara lama-lama akan habis juga. Tetapi apakah masyarakat sudah mendapatkan manfaatnya yang sepadan? Pemerintah berusaha meningkatkan manfaat yang diperoleh masyarakat dengan menetapkan UU Mineral dan Batubara (Minerba). UU Minerba menetapkan larangan ekspor bahan mentah (raw material), dan harus ada proses pegolahan menjadi produk jadi, sehingga bukan hanya bisa memenuhi kebutuhan bangsa sendiri tetapi juga membuka lapangan kerja baru. Ketika UU Minerba ditetapkan, perusahan diberi kesempatan 5 tahun untuk mempersiapkan penerapan aturan tersebut. Sehingga ketika UU tersebut berlaku, perusahaan sudah siap dan tidak mengalami kerugian. Win-win solution.
Sekarang bukan jaman penjajahan, manusia sudah semakin beradab dan mempunyai akses informasi yang cukup luas sehingga bisa terhubung dengan berbagai manusia di dunia. Kondisi tersebut membuat perusahaan harus memiliki social kapital yaitu publik yang mendukung dan mempunyai pengaruh positif bagi perusahaan. Social kapital yang besar dapat meningkatkan keuntungan.
Sudah banyak contoh bisnis yang meningkat keuntungannya dengan melakukan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Kondisi sudah berubah, brand yang berbuat baik justru mendapat keuntungan yang lebih besar. Bukan sekedar mengejar keuntungan dengan melakukan penjualan sebesar-besarnya dan menekan produksi serendah-rendahnya tetapi bagaimana memberikan value pada brand untuk meningkatkan keuntungan.
Disahkannya UU Minerba bisa menjadi titik awal perusahaan mineral dan batubara untuk membangun value bagi perusahaan dengan memberikan nilai lebih atas produk dengan memberdayakan masyarakat sekitar. Perusahaan seperti Newmont yang sudah beroperasi puluhan tahun di negeri ini sudah saatnya membangun social kapital. Sebagai perusahaan dengan nama besar pasti Newmont paham akan hal tersebut. Dengan memberdayakan masyarakat sekitar sehingga kualitas hidup mereka meningkat maka Newmont telah membangun social kapital untuk mendukung keberlanjutan perusahaan baik secara internal maupun eksternal.
Di era social media, setiap individu di mana pun bisa menyuarakan pendapatnya dan dilihat seluruh dunia, maka social kapital bagi perusahaan semakin penting. Semakin besar perusahaan maka dibutuhkan social kapital yang lebih besar karena berinteraksi dengan banyak pihak di masyarakat. Newmont bisa menjadi contoh dalam membangun social kapital untuk mendukung bisnisnya sehingga industri pertambangan tumbuh lebih baik. Dengan mengikuti aturan UU Minerba, selain bentuk tanggung jawab Newmont, juga membuka lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat. Pada akhirnya keuntungan bukan hanya untuk masyarakat atau bangsa Indonesia tetapi juga akan kembali kepada perusahaan itu sendiri.
Sekarang era perusahaan di mana kesuksesan bukan hanya diukur secara keuntungan material tetapi juga besarnya dampak bagi masyarakat. Dukungan masyarakat sangat penting dalam menentukan arah bisnis jangka panjang. Tanggung jawabnya bukan hanya secara internal tetapi juga eksternal karena social kapital sama pentingnya dengan financial dan infrastruktur.