Melepas untuk pertama kali anak perempuan semata wayang usia 13 tahun pergi ke luar negeri dan tinggal bersama keluarga “asing” adalah campuran dari rasa bangga, khawatir, takut, dan semua rasa yang gak jelas sehingga menghasilkan produk berupa ibu panik!

Hahaha. Iya, itu aku. Berbagai kecemasan muncul, dari urusan bisa gak ya dia ngomong bahasa Inggris, nyuci piring, mberesin kamar, hingga bergaul dengan teman dan keluarga baru. Belum lagi soal uang saku. Harus dikasih berapa?

 

Aplikasi Jenius: Kolaborasi atau Mati
Launching Jenius. Pertama nyobain, Seru!

Untung Jenius

Urusan uang saku termasuk yang menguras perhatian juga. Berapa sih uang saku yang layak diberikan supaya dia nyaman tapi juga gak berlebihan? Kalau terlalu sedikit, aku khawatir, nanti ada apa-apa di sana gimana? Tapi kalau terlalu banyak, duh, nanti anak belanja sembarangan atau jangan-jangan malah kecopetan.

Rempong banget yak? Ukuran cukup ini menjadi tidak sederhana. Apalagi anak masih suka sembarangan menaruh dan menggunakannya. Jadi gimana dong menyelesaikannya?

Aku termasuk generasi ibu-ibu yang cukup beruntung. Bergaul dan bekerja di dunia digital. Salah satu kesempatan yang langka buat orangtua generasi analog seperti aku. Perempuan pula! Banyak aplikasi yang mempermudah hidup bermunculan dalam 2-3 tahun ini, termasuk aplikasi keuangan.

Salah satu yang aku mengikuti banget dari awal dibikin, bahkan masih versi beta, adalah aplikasi Jenius.

 

Apa itu Aplikasi Jenius?

Jadi gini. Urusan dengan duit itu kan krusial dan sehari-hari, bukan? Nah, aplikasi Jenius ini membantu berbagai aktivitas terkait keuangan dengan menggunakan handphone.

HP? Iyaaa … Jadi handphone ini bukan cuma buat buka Path atau pesen Grab, tetapi juga mengatur keuangan.

Dulu waktu awal-awal pakai aplikasi Jenius versi beta (yang dikenal dengan Gen.1.0 atau Gen One) sudah pasti tergagap-gagap apalagi masih banyak juga masalahnya. Tiba-tiba aplikasi gak bisa dibuka atau password ter-reset. Panik dong ya! Dan sempat mau menyerah gak mau pakai lagi.

Untungnya, karena tergabung di group chatting pengguna aplikasi Jenius dan providernya, jadi aku akhirnya mau bertahan dan mencoba terus (dengan segala ke-gaptek-an dan kecemasan. Hahaha).

Satu hal yang bikin yakin, semua transaksi di aplikasi Jenius menjadi aman, karena BTPN merupakan bank besar penggagas aplikasi revolusioner ini. Jadi gak perlu kuatir uang ilang. Lagian yang diujicobakan duitnya gak usah banyak-banyak dulu biar gak panik.

Pengetahuan tentang aplikasi keuangan ini ternyata sangat membantu dalam banyak hal. Bukan hanya bagaimana pakai Jenius, tetapi juga memahami perkembangan teknologi finansial yang akhir-akhir ini sedang marak di negeri ini.

 

Jadi Gampang Kirim Uang

Oke balik soal aplikasi Jenius dan anak pergi ke negeri orang nih. Jadi akhirnya aku memanfaatkan Jenius untuk membekali anak.

Jenius bukan hanya aplikasi di HP, tetapi juga dilengkapi kartu, m-Card dan kartu tambahan x-Card. Karena berlogo VISA, maka bisa digunakan untuk transaksi di seluruh dunia sepanjang ada logo tersebut.

Dengan bawa kartu Jenius, aku bisa memonitor langsung dari HP, uangnya udah dibelanjain atau belum, belanjanya apa saja, dan saldonya cukup gak. Kalau menipis bisa langsung ditambah dari sini.

Tenang aja, isinya tetap duit rupiah kog, nanti di sana akan langsung dikonversi menggunakan kurs saat transaksi. Dan kursnya masih wajar, sehingga gak tekor.

Yang bikin tenang, anak gak perlu bawa duit cash banyak, kalau ada apa-apa bisa dimonitor langsung dari HP. Kartu hilang, tinggal diblokir dari aplikasi, lapor ke Jenius, dan nanti akan diberikan gantinya. Gak ribet. Beneran kog.

Kalau gak percaya, nanti ya tunggu anakku balik dan cerita bagaimana dia pake kartu Jenius. Bisa buat belanja oleh-oleh hingga burger dan pembalut. Gampang.

 

Masih Perlu Banyak Pengembangan

Tentu saja, namanya aplikasi pasti butuh untuk selalu disempurnakan hingga user friendly dan stabil serta aman. Masukan dari para pengguna sungguhlah sangat penting.

Industri digital itu adalah industri kolaborasi, butuh kerjasama banyak pihak termasuk pengguna. Di Jenius, kolaborasi ini dikenal dengan Co.Create. Toh kalau berjalan lancar yang dapat manfaatnya kita-kita juga. Yekan?

Makanya jangan pelit-pelit kasih input dan mau mencoba. Karena tanpa mencoba dan hanya berdalih dengan kalimat “Duh, aku gaptek” tidak membuat kita ke mana-mana, kecuali tertinggal dan kehilangan banyak hal penting. Digital sudah jadi kehidupan sehari-hari lo, buibu!

Kalau ada yang tertarik untuk bergabung dan ikut membantu aplikasi Jenius biar makin keren, bisa tinggalkan komentar dengan cashtagmu.

Belum tau cashtag? Itu identitas di Jenius untuk memudahkan transfer, bayar, dan lain-lain dengan tinggal menyebut tanpa perlu menghafal nomor rekening.

Makanya daftar dulu ke Jenius, bikin aplikasinya baru deh dapat cashtag. Buruan supaya dapat cashtag yang unik dan kamu banget. Makin lama makin susah lo dapat nama cakep karena cashtag di seluruh dunia gak mungkin sama. Kayak aku nih, beruntung banget dapat cashtag namaku sendiri $ainun. Biasanya kalah duluan sama orang Arab atau India.

Yuk ditunggu kontribusi #JeniusCoCreate, tinggalkan cashtag mu di kolom komentar. Nanti tim Jenius akan menghubungi dan dapatkan kejutan serunya!

Note : twitter @JeniusConnect – website www.jenius.com

Tinggalkan Balasan