Sebuah pengalaman yang sangat berkesan dan sangat membekas dihati sehingga aku ingin menuliskan dalam blog ku ini.

Beberapa bulan lalu, aku dihubungi Athree teman dari Maverick untuk menjadi juri sebuah kompetisi #BeraniMengubah. Apa ini? Setelah browsing-browsing dam membaca tentang kegiatan ini, Jadinya malah semakin deg-degan. Apa iya, aku bisa menjadi juri untuk kegiatan yang keren ini? Kemampuanku apa sehingga ditunjuk untuk menjadi juri di bidang edukasi?

Setelah menimbang beberapa saat, dan masih deg-degan, aku memberanikan diri untuk menerima tawaran ini. Dalam hati, ini saatnya saya belajar. Menjadi juri bukan perkara yang mudah, karena ada tanggung jawab cukup besar yang diemban.

Yang membuatku deg-degan adalah:

1. kegiatan ini mengajak orang-orang untuk mengirimkan idenya tentang berani mengubah. Lah saya aja belum pernah punya ide keren.

2. Penyelenggara kegiatan ini adalah brand multinasional: Coca Cola yang pasti kredibilitas harus dijaga.

3. Tim juri lainnya adalah orang-orang hebat, seperti: Pandji, Maylaffayza, Ollie Salsabeela, Shafiq Pontoh, Alanda Kariza, Adib Hidayat. Lah saya ini siapa?

Bismillah.

Keputusan menerima tugas sudah aku ambil, dan harus ditunaikan dengan baik dan bertanggung jawab.

Meeting pertama kali dengan tim juri dan pihak penyelenggara menjadi awal sebuah cerita. Di mulai dari sebuah ruang meeting di kantor Coca Cola. Begitu masuk, beberapa wajah juri dan panitia yang memang sudah aku kenal tampak duduk menunggu meeting di mulai. Semua tampak antusias dan bersemangat. Dan itu menular. Sambil ngobrol-ngobrol santai kita mendiskusikan beberapa hal yang menjadi point utama digelarnya kegiatan #BeraniMengubah. Semakin lama diskusi semakin menarik, karena setiap orang yang hadir memberikan cerita tentang pengalamannya dan bagaimana melakukan sebuah aksi nyata. Tidak salah aku menyetujui menjadi juri dan bergabung dengan orang-orang hebat yang punya semangat untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik.

Pandji seperti biasa, ikon #BeraniMengubah, memberikan warna ceria disetiap pembicaraannya. Semangatnya yang meletup-letup untuk berbuat sesuatu membuat kita tidak punya alasan untuk pesimis.

Proses penjurian sendiri ternyata tidak seperti yang aku takutkan, justru menyenangkan. Ketika aku dibagi lembar-lembar ide para peserta #beraniMengubah untuk bidang pendidikan, aku tidak sabar ingin membacanya.

Membaca satu persatu setiap ide, membawaku ke sebuah perjalanan yang mengasyikan. Setiap ide yang aku baca seringkali membuat aku bertanya-tanya; “kog mereka kepikiran ya?” Bidang pendidikan selalu menarik perhatianku, karena aku percaya untuk berhasil dalam hidup harus pintar, untuk pintar harus belajar. Belajar tidak ada kata selesai, sepanjang hayat dikandung badan. Ide yang diajukan beberapa memang sebuah modifikasi dari gerakan yang ada, tetapi banyak juga yang kreatif dan segar. Semua ide memberikan kita semangat bahwa banyak anak muda yang masih punya semangat untuk membuat perubahan. Keadaan negeri ini yang lebih sering membuat putus asa dan pesimis tidak membuat anak muda menyerah.

Ketika akhirnya dipilih 2 finalis dari masing-masing bidang, para juri berkumpul lagi untuk membuat interview via telepon dengan para finalis. Bagian ini juga seru dan menyenangkan. Mendengarkan langsung via telepon para finalis menguraikan idenya dan pertanyaan-pertanyaan para juri yang tajam, kadangkala kocak membuat aku betah berlama-lama dengan mereka. Rasanya senang berkumpul dengan orang-orang optimis dan punya semangat yang Sam.

Pada akhirnya memang hanya dipilih 1 orang pemenang dari setiap bidang yaitu : pendidikan,  lingkungan , pemberdayaan ekonomi, gaya hidup & kesehatan dan seni budaya. Tetapi 10 finalis yang terpilih menurutku keren dan tidak ada alasan untuk tidak mewujudkan idenya. Bahkan aku mendapatkan beberapa ide dari hasil penjurian tersebut.

Sore itu menjelang senja di pusat Jakarta, dalam rintik hujan kami meninggalkan ruang penjurian dengan rasa bahagia, karena aku masih bisa percaya bahwa Indonesia bisa membaik. Terimakasih Maverick atas kesempatan yang diberikan padaku dan karena penjurian #beraniMengubah aku bertemu kembali kenalan keluargaku jaman dulu kala. hai Mba Ruri, senang bertemu kembali :)

4 Replies to “Menjadi Juri”

  1. Tim juri lainnya adalah orang-orang hebat, seperti: Pandji, Maylaffayza, Ollie Salsabeela, Shafiq Pontoh, Alanda Kariza, Adib Hidayat. Lah saya ini siapa?

    Mbak Ai adalah sesorang dengan semangat positif untuk berbagi bahkan menyediakan waktunya menjadi kepala sekolah akber :)

    Keren mbak

Tinggalkan Balasan