Kemaren hari Minggu, aku datang di acara pentas seni sekolah anakku, kegiatan tahunan di mana semua anak menunjukkan kebolehannya baik menyanyi, menari, drama dan lainnya. Pentas seni pertama adalah ketika anakku kelas satu SD, rasanya dada mau pecah saking bangga dan haru. Untuk pertamakalinya aku menyaksikan anakku mementaskan drama dan tarian bersama di sekolahnya. Tak kuasa airmata pun menitik haru. Pasti semua orangtua bangga melihat anaknya tampil walaupun dialog drama masih belepotan dan gerakan tarinya banyak yang lupa.
Rasa haru kembali hadir. Anakku sudah kelas 6 SD dan ini menjadi pentas terakhirnya (mohon doanya Kika bisa melalui ujian dan lulus SD dengan nilai baik). Selama 6 kali bertutur-turut, aku selalu duduk di bangku bambu menyaksikan anakku tahun demi tahun unjuk kebolehan. Tahun keenam menjadi mellow kembali, karena bakal meninggalkan sekolah tersebut dan berpisah dengan guru dan teman-temannya. Ketika menyaksikan anak tampil menyanyi medley lagu-lagu daerah, mata pun berkaca-kaca mengingat perjalanan kami bersama SD Kupu-Kupu. Sekolah yang sudah menjadi rumah kedua anakku dengan teman, guru, orangtua murid yang sudah menjadi keluarga. Enam tahun bersama, bahu membahu memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak.
Terimakasih tak terhingga kepada para guru, kepala sekolah, pengurus yayasan serta pendiri SD Kupu-Kupu : Bapak Daoed Joesoef beserta Ibu, Bapak Bambang dan Ibu Yanti. Pendidikan dasar sangat penting karena bakal menjadi landasan untuk anak tumbuh dan terbang lebih tinggi. Untuk Pak Muay yang selalu mengajarkan tentang agama penuh kasih sayang dan Pak Joey yang selalu akan diingat anakku karena pelajaran sains dan pengalaman menjadi anggota pramuka. Semua guru yang tidak bisa aku sebutkan satu-satu, terimakasih tak terhingga atas didikan dan kasih sayangnya. Dalam perjalanan anakku selanjutnya, ada jejak karya para guru di dalamnya yang akan dibawa sampai dia tumbuh dewasa dan menjadi manusia yang berguna.
Tahun depan mungkin aku tidak lagi duduk di bangku bambu melihat anak-anak SD Kupu-Kupu beraksi, tetapi hatiku dan hati anakku selalu tertambat bersama bangunan bata merah dengan gambar kupu-kupu. SD Kupu-Kupu akan selalu menjadi rumah bagi anakku.
Saatnya anakku bersiap untuk terbang lebih tinggi lagi, dan aku harus memberikan sayap yang lebih kuat lagi.