Salah satu yang mewabah di kala pandemi, selain virus covid-19 adalah channel youtube para artis. Berbondong-bondong para artis membuat atau mengatifkan youtube mereka. Ada yang selama ini sudah punya tapi gak diopeni, begitu pandemi mulai aktif bahkan sangat aktif. Ada pula yang baru mulai selama pandemi ini.
Orang biasa bisa jadi Superstar
Sebelumnya, youtuber dikuasai oleh “orang biasa” alias bukan artis atau selebriti. Seperti Gen Halilintar & Atta Halilintar, Boy William, Agung Hapsah, dsb. Gak tau awalnya dia siapa tahu-tahu subscribernya sudah jutaan. Bahkan mereka pun kemudian jadi artis di televisi atau film. Sekarang para orang biasa ini harus bersaing dengan artis dan selebriti yang bermigrasi ke youtube. Salah satu channel youtube yang menjadi benchmark sekaligus jadi acuan adalah RANS Entertainment, milik pasangan Raffi Ahmad dan Gigi. Mereka termasuk duluan memanfaatkan secara aktif dan monitizingnya alias menghasil duit dari situ. Gak kaleng-kaleng, duit yang dihasilkan dari youtube sebulan bisa milyaran. Bukankah sangat menggiurkan?
Dulu aku bukan penikmat youtube, tetapi setelah tidak punya televisi aku mulai suka nonton. Awalnya lihat resep, atau cerita orang-orang Indonesia di luar negeri. Kadang-kadang liat podcastnya Deddy Corbuzier atau kelucuan Gempi di channel Papagading. Lama-lama explore youtube dipenuhi dengan channel para artis seperti : Luna Maya, Maia Estianty, Daniel Mananta, Ari Lasso dan masih banyak lagi. Karena para selebriti ini punya modal dasar, maka gak butuh waktu lama untuk mengumpulkan subscriber ratusan ribu hingga jutaan.
Baim Wong atau Deddy Corbuzier?
Sekarang semua artis atau selebriti bisa bikin televisi sendiri. Diisi sesuka hati mereka, tanpa editan kecuali memang mereka kehendaki dan bisa mengeksplor hal-hal yang mungkin selama ini tidak pernah ditampilkan. Seperti kata Raffi Ahmad di dalam tayangan interview di youtube Helmy Yahya : rumusan tontonannya adalah glamour tapi apa adanya. Penonton suka kemewahan tetapi yang dikemas seperti kehidupan sehari-hari dengan gaya masing-masing. Selain itu ada rumusan lain dalam menarik minat penonton di youtube yaitu : drama penuh airmata, colab (kolaborasi) atau PRANK! Baim Wong salah satu yang sukses mengemas drama airmata menjadi konten menarik dengan cara memberikan bantuan buat orang-orang tidak mampu. Jadi tidak salah kalau Baim Wong masuk dalam jajaran 20 youtuber dengan views terbanyak alias jumlah cuan yang besar. Dan makin banyak artis yang saling berkolaborasi membuat konten untuk memperluas jangkauan penontonnya. Seperti kata Raffi Ahmad lagi, di youtube itu tidak ada persaingan, tetapi justru harus berkolaborasi kalau pengin menang.
Atta dan Aurel menjadi Viral
Atta Halilintar sang raja youtuber dengan subscriber terbanyak di Asia dan terkenal dengan konten grebek dan PRANK. Awal-awal, prank masih lucu dan menarik tetapi lama-lama membosankan dan cenderung menyebalkan. Raffi Ahmad juga yang menggunakan rumusan prank sebagai daya tarik konten. Walaupun kita sebel, tapi ternyata hingga sekarang content prank masih cukup menarik minat banyak orang selain drama percintaan Atta & Aurel serta jual beli mobil mewah. Apakah itu settingan? Menurut pengakuan Raffi tidak sepenuhnya settingan. Awalnya bener cuma kemudian dipoles-poles supaya lebih dramatis, namanya juga entertaintment.
Kalau setiap artis membuat akun youtube, dan biasanya kontennya lebih apa adanya bahkan membuka hal-hal yang selama ini tidak ada di tayangan televisi, lalu bagaimana nasib tayangan gosip artis di televisi? Bahkan bukan hanya gossip tapi tayangan entertainment kehidupan artis lainnya. Sekarang kita bisa lihat rumahnya Luna Maya, Dewi Persik, Gading Marten hingga ke bagian yang privat seperti kamar tidur atau wardrobe. Kita jadi tahu kebiasaan dan hobi mereka. Bahkan kita tahu jumlah duit di ATM mereka! Kalau ada gossip mereka tinggal bikin klarifikasi atau press conference di channel sendiri. Lebih lengkap dan sesuai yang mereka mau. Seperti Ruben Onsu ketika rame soal perebutan merek Bensu.
Dengan semakin maraknya akun-akun youtube para selebritis, televisi mau gak mau harus bersaing dengan mereka. Bahkan Ruben Onsu membuat studio youtube-nya nyaris mirip studio televisi. Dan Raffi Ahmad bergandengan dengan Gading Marten membuat channel Kuy Entertainment selayaknya program tivi dengan berbagai acara. Mereka tidak bisa dipandang sebelah mata.
Televisi versus Youtube Artis
Bagaimana nasib “kue” iklan di televisi? Makin banyak aja brand yang “nitip iklan” di youtube artis. Mungkin perhitungan para pengiklan adalah dengan memasang di youtube mereka bisa dapat harga lebih murah dan exposure bisa lebih besar, karena masing-masing punya fanbase. Dan konten itu tetap ada dan bisa dilihat berkali-kali di kemudian hari. Belum lagi akun-akun sosmed para fans yang merepost konten mereka. Makin besar reach dan impressionnya (isitlah dalam digital marketing) yang didapat.
Para pengiklan cara ngitungnya tetap sama : berapa banyak yang nonton? Kalau dulu internet hanya dikonsumsi penduduk kota besar dan belum merata, maka semenjak pandemi dan harus diem di rumah saja, internet menjadi kebutuhan. Bahkan ibuku di kampung pun ikut memasang wifi di rumahnya. Seperti waktu booming parabola zaman dulu kala, sekarang orang-orang menjadikan internet sebagai kebutuhan pokok. Semua orang belajar, bekerja dan bermain menggunakan handphoe atau laptop. Semua orang menggunakan gawainya hampir 24 jam. Sambil belajar atau bekerja, bisa geser-geser liat Nikita Mirzani.
Sebuah new normal yang bukan hanya soal gaya hidup dengan pake masker, cuci tangan, dan jaga jarak tetapi juga perubahan dalam bisnis pertelevisian. Semua perlu beradaptasi dan membuka berbagai kemungkinan serta peluang. Bukan berarti televisi akan mati, tetapi yang kreatif dan adaptiflah yang bisa meraih keuntungan, bisa televisi atau channel youtube para artis. Sudah saatnya televisi bersiap-siap menghadapi persaingan ini, bukan hanya soal konten tetapi juga konsep bisnisnya. Rajin-rajinlah kepo akun youtube para artis, siapa tahu bisa dapat ide bisnis cemerlang!