Collaboration is the essence of life. The wind, bees and flowers work together, to spread the pollen” – Amit Ray.

Pada dasarnya manusia ditakdirkan untuk hidup saling bergantungan. Tidak ada satu pun kesuksesan yang diraih sendirian. Banyak pihak terlibat di dalamnya.

Tidak percaya? Coba lihat jalan hidupmu. Sepanjang umurmu ada orang tua, guru, teman, sopir, asisten rumah yang ikut serta membantu dari kamu lahir hingga seperti sekarang ini. Tidak mungkin kita lahir langsung lancar membaca. Tidak mungkin kita kuliah tanpa ada dosen yang mengajari. Selalu ada orang lain dalam jejak hidup kita.

Tambang Bauksit dan Sukses yang Tidak Bisa Dibangun Sendirian

Begitu pun hidup bernegara

Ada negara tetangga, ada negara satu haluan, ada negara satu bisnisan. Satu dengan yang lain saling terhubung dan tergantung satu sama lain. Suatu negara jika ingin mencapai kemakmuran tidak bisa lepas dari bantuan atau kontribusi negara lain.

Indonesia, sebagai negara yang kaya mineral dan tambang, gemah ripah loh jinawi, apakah serta merta bisa hidup sendirian. Mengelola sekaligus menggunakan? Tentu tidak! Minimal kita butuh negara lain sebagai pembeli. Atau kalau melihat kondisi saat ini, negeri kita masih membutuhkan teknologi dari negara lain untuk mengolah dan menjadikan produk siap pakai.

Tambang Bauksit dan Sukses yang Tidak Bisa Dibangun Sendirian

Sebagai negara penghasil mineral terbesar, bauksit salah satunya, sudah barang tentu harus menjaga agar sumber daya tersebut bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Bagaimana agar hasilnya bisa maksimal? Kita harus bisa mengolah secara efektif dan efisien serta bisa menjual dalam harga yang stabil.

 

Kondisi Tambang Bauksit di Indonesia

Bauksit sebagai salah satu produk mineral yang dibutuhkan dalam membangun smelter ( sebagai salah satu kewajiban perusahaan tambang adalah memiliki smelter), menjadi produk yang paling dicari di dalam negeri. Tetapi akibat kebijakan relaksasi ekspor, bauksit mendadak lari ke pasar luar negeri dan pengusaha tambang kesulitan mendapatkan bauksit dengan harga wajar.

Ketidakpastian harga menjadi kendala signifikan dalam sebuah industri maupun bisnis. Ketidakpastian peraturan (pemerintah) apalagi. Untuk itu perlu ada tindakan nyata dari pemerintah agar industri bisa berkembang dan menghasilkan.

 

Pembentukan Bauxite Club

Salah satu kebijakan yang cukup signifikan telah diambil oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dalam rangka meningkatkan kerja sama industri tambang bauksit antarnegara Asia-Afrika, yaitu pembentukan Bauxite Club.

Bauxite Club berencana untuk mengadakan forum dialog  antar negara-negara kaya mineral, khususnya yang memproduksi bauksit di Asia-Afrika. Hal ini akan meningkatkan kerja sama dan membuka kesempatan bisnis tambang bauksit antarnegara.

Nantinya, akan ada lebih banyak kesempatan kerja sama dan pertukaran teknologi yang lebih terbuka antara negara-negara Asia-Afrika dalam forum dialog  tersebut.

Tambang Bauksit dan Sukses yang Tidak Bisa Dibangun Sendirian

Kolaborasi atau mati. Bauxite Club menjadi angin segar bagi pengelola bisnis pertambangan untuk lebih meningkatkan industri hilir dan smelter menjadi lebih efisien. Sehingga dapat meningkatkan value chain perekonomian Indonesia.

Saat ini pertumbuhan perekonomian Indonesia berkembang dengan baik. Namun untuk benar-benar memanfaatkan sumber daya mineral dalam negeri, Indonesia harus mampu memproses bahan mentah dan menciptakan produk tambang bernilai tambah yang dapat dijual ke luar negeri.

Pada akhirnya, apa pun kebijakan atau peraturan yang dibuat pemerintah sudah seharusnya tidak melupakan tujuan dibangunnya bangsa ini, yaitu :

  • melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
  • memajukan kesejahteraan umum,
  • mencerdaskan kehidupan bangsa,
  • serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Tinggalkan Balasan