Ada apa sih dengan Tarjun, Kalimantan Selatan? Dan siapa Adawiyah itu? Apa hubungannya dengan Bekantan?
Pagi itu azan subuh pun belum berkumandang, tetapi aku sudah bergegas menuju bandara Soekarno Hatta. Walaupun ke Banjarmasin bukan untuk pertama kalinya, sering kali hanya transit saja, tetapi ke daerah bernama Tarjun ini baru pertama kali.
Membaca jadwal perjalanan, aku harus menempuh 2 kali penerbangan, pesawat Boeing dan pesawat baling-baling, kemudian dilanjutkan dengan speedboat. Cemas-cemas asyik, karena sudah lama tidak menempuh rute perjalanan seperti ini. Tentu saja Antimo dan Tolak Angin selalu siap sedia. Oke, ini bukan hal penting tapi signifikan karena urusan umur.
Tarjun, Kalimantan Selatan – Ada Apa Gerangan?
Tarjun adalah salah satu daerah operasional PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. (Indocement) di wilayah Kalimantan Selatan. Kalau naik pesawat turunnya bisa di Kotabaru atau Batulicin, kemudian lanjut speedboat atau mobil.
Pemandangan pertama begitu speedboat merapat di Tarjun adalah sebuah kawasan pabrik yang luas. Begitu bergerak lebih dalam ternyata di Tarjun banyak hal yang menarik, bukan sekadar pabrik.
Perempuan Bernama Adawiyah di Tarjun
Adalah seorang perempuan berusia 30 tahun bernama Adawiyah yang tidak bisa tinggal diam melihat tetangga membuang sampah seenaknya di sungai dan laut, serta hutan mangrove yang pelan-pelan terkikis habis.
Kegelisah Adawiyah menghasilkan sebuah gerakan bank sampah dan penanaman kembali hutan bakau. Ketika aku kemudian punya kesempatan untuk melihat langsung, hutan mangrove sudah nampak hijau dan subur. Bukan hanya sebagai tempat konservasi tetapi juga menjadi tujuan wisata yang seru. Berbagai kegiatan menarik bisa dilakukan seperti bersepeda, naik sampan keliling hutan, dan permainan sumpit, senjata tradisional masyarakat Dayak.
Bantuan Indocement untuk Adawiyah
Dengan bantuan pelatihan serta pendampingan dari Indocement, gerakan perubahan yang dilakukan Adawiyah pelan-pelan menunjukkan hasil nyata.
Selain hutan mangrove dengan total lahan yang sudah dipulihkan mencapai 14,2 hektare, di mana 4,5 hektarenya milik Indocement, dan 9,7 hektarenya ada di lahan milik masyarakat. Desa Langadai (berbatasan langsung dengan Tarjun) tempat Adawiyah tinggal, memiliki berbagai kegiatan pemberdayaan ekonomi, seperti membuat kerajinan dan makanan asli daerah untuk membantu perekonomian keluarga.
Program bank sampah Andelsa (Anak Desa Langadai) pun sudah berjalan dan mampu mengubah perilaku warga yang tadinya suka membuang sampah sembarangan, sekarang lebih sadar dan mengelola daur ulang sampah sehingga menghasilkan.
Maka tidak heran jika Adawiyah diganjar dengan berbagai penghargaan, di antaranya dari Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kotabaru.
Berbagai Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Tarjun oleh Indocement
Bicara soal Tarjun Kalimantan Selatan, daerah operasional Indocement tidak cukup hanya soal hutan Mangrove dan Adawiyah.
Berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat serta lingkungan dilakukan oleh Indocement. Di antaranya P3M atau Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat, Indocement Wildlife Educational Centre (IWEC), perlindungan keanekaragaman hayati di Quarry (areal tambang) pabrik Tarjun. Ada juga program lainnya seperti rumah seni budaya, pendirian sekolah TK sampai dengan SMA serta program makanan tambahan untuk anak sekolah.
Juga Ada Perlindungan Satwa Langka
Di lokasi P3M, aku ikut panen madu dari lebah hutan. Untuk pertama kalinya, mengisap madu langsung dari sarangnya adalah pengalaman tak terlupakan. Rasa madunya tentu saja enak, dan jangan khawatir karena lebah hutan ini dari jenis yang tidak menyengat.
Selain itu, satu kompleks dengan lokasi P3M, terdapat IWEC tempat perlindungan satwa langka yang dilatih dengan diberi makanan bergizi serta dikembangbiakkan. Tempatnya yang hijau dan asri, jauh dari bayangan panasnya mesin pabrik serta debu yang beterbangan.
P3M seperti layaknya kebun binatang dan menjadi tempat wisata serta studi tur anak-anak sekolah. Kapan lagi mereka bisa melihat dari dekat bekantan, owa-owa serta rusa sambar yang nyaris punah?
Selain Bekantan yang merupakan icon dari Kalimantan Selatan, Owa-owa dan Rusa Sambar adalah satwa yang dievakuasi serta dirawat melalui program perbaikan gizi dan dikembangbiakan di IWEC. Jika kondisi hewan sudah membaik dan sehat nantinya akan dilepas kembali ke habitatnya untuk mencegah kepunahan.
Selain itu berbagai studi hayati serta kampanye pelestarian lingkungan juga dilakukan secara terus menerus. Indocement pabrik Tarjun juga bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Ecologist dari Heidelberg Technology Centre, dan Studi Keberagaman Burung oleh Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Kerja sama ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan serta menjaga keaneragaman hayati di areal izin tambang (quarry) maupun wilayah sekitarnya.
Indocement Menetapkan Kawasan Hutan Konservasi
Indocement Kompleks Pabrik Tarjun Kalimantan Selatan telah menetapkan area hutan seluas 20 hektare sebagai Kawasan Hutan Konservasi, yang nantinya akan dikemas sebagai Hutan Penelitian.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan memelihara keberlangsungan hidup satwa monyet yang bersarang di pilar batu gamping dalam wilayah izin tambang batu gamping, sebagai lokasi konservasi monyet. Karena bukan hanya proses produksi yang harus terjaga kelangsungannya, tetapi juga masyarakat yang berdaya, serta lingkungan yang terjaga adalah pilar utama strategi Indocement sebagai bagian dari HeidelbergCement Group.
Tarjun, Kalimantan Selatan, yang Penuh dengan Pelajaran Hidup
Cerita Tarjun dan sekitarnya seakan tiada habisnya. Kunjungan ke tempat baru, melihat hal-hal baru, bertemu orang-orang baru selalu memberikan pelajaran hidup.
Bekantan yang berjuang hidup agar tidak punah, dan Adawiyah the Local Hero yang berjuang agar masyarakat berdaya serta lingkungan terjaga adalah guru kehidupan. Perjuangan mereka menjadi cermin bagi diri kita sendiri, sudahkah kita berbuat sesuatu untuk sesama dan lingkungan kita?
Perjalananku kembali ke Jakarta melalui jalan darat dari Tarjun ke Banjarmasin selama 6 jam memberikan banyak waktu untuk merenung.
Adawiyah yang jauh dari fasilitas layaknya ibukota mampu melakukan perubahan yang signifikan. Bekantan, yang notabene satwa kebanggaan Kalimantan Selatan, nyaris punah. Betapa manusia bisa berada di dua sisi yang saling bertolak belakang, memberdayakan atau memperdaya.
Keputusan ada di sisi yang mana terserah kalian.