Benarkah sebuah pertemanan ada kadaluwarsanya?
Ini hasil perenungan diri saja, bisa benar bisa salah. Beberapa kali aku merasakan “tidak nyambung” dengan teman lama, padahal dulu kayaknya ikrib (saking akrabnya) dan ngomong apa aja nyambung. Atau lain waktu, aku merasa sudah tidak nyaman lagi berbicara hal-hal personal atau bercanda keterlaluan dengan teman yang dulu kayaknya bebas mau ngomong apa aja. Tetapi ada juga teman yang masih nyambung dari dulu hingga sekarang biasanya tidak banyak, seperti seorang sahabatku dari SMA yang bertahan hingga sekarang.
Dalam perjalanan hidupnya, manusia tumbuh dan berkembang. Bukan hanya fisik, tetapi juga pemikiran. Terjadi pergeseran cara pandang dan prioritas hidup. Beberapa teman bisa tumbuh bersama seiring sejalan sehingga tetap nyambung. Tetapi banyak juga teman yang tumbuhnya tidak bersamaan bahkan berseberangan. Ketika bertemu menjadi kikuk dan gak akrab lagi. Itu berarti pertemanannya sudah memasuki masa kadaluwarsa.
Teman yang memasuki masa kadaluwarsa adalah teman yang tidak tumbuh bersama seiring sepemikiran, bisa jadi karena masing-masing memiliki pilihan yang berbeda. Lambat laun mereka pun hilang dari peredaran. Bukan berarti memutus hubungan sama sekali, tetapi frekuensi pertemuannya menjadi sangat berkurang dan perbincangannya pun lebih banyak membahas hal-hal masa lalu.
Apakah salah jika teman menjadi kadaluwarsa? Menurutku sih wajar saja. Karena dalam perjalanannya, manusia punya pemikiran dan lingkungan yang berbeda sehingga menghasilkan prioritas hidup yang berbeda pula. Seringkali justru menemukan teman baru yang lebih mengasyikan dan nyambung. Tentunya tidak semua teman menjadi kadaluwarsa, ada beberapa teman yang bertahan tanpa masa kadaluwarsa. Walaupun secara jumlah tidak banyak. Biasanya karena banyak kesamaan pemikiran, maka tumbuhnya pun bisa seiring sejalan.
Jadi jangan merasa bersalah jika teman lama menghilang diganti dengan teman baru, itu artinya kita tumbuh jadi dewasa. Justru kalau kebanyakan teman lama, jangan-jangan kita tidak berkembang dan terjebak pada masa lalu. Sesekali bertemu dengan teman lama bolehlah, untuk mentertawakan aib dan berbagi kenangan. Menyenangkan juga kog berbagi cerita dengan mereka, walaupun tidak bisa sesering dan sebebas dulu lagi.
Hakekat perjalanan selalu maju bukan mundur. Sesekali menengok ke belakang untuk refleksi atau sejenak bergembira mengenang masa lalu sah-sah saja, asal tidak terpaku di satu masa itu. Teman datang dan pergi. Setiap pertemanan selalu memberikan pembelajaran dan kebahagiaan. Nikmatilah setiap waktunya, sebelum masa kadaluwarsa itu tiba.
aku sempat merasa bersalah karena ketemuan sama teman lama tapi kok tidak se excited dulu. apa aku jadi gak asik lagi atau gimana sih. njuk kupikir ada pertemanan yang kayak pohon.. saat kita mulai ada di cabang yang berbeda, makin tinggi kita tumbuh maka makin jauh jaraknya. hiks :( aku pernah nulis juga soal ini gara-gara mulai terasing dari teman-teman yang sudah berkeluarga http://aquaregia.web.id/2013/06/growing-up-growing-away/
#kemudiancurcol
Hakjleb banget
mbrebes mili inget sabahatku T___T
Iya banget. Tulisan ini seperti mewakili apa yang terjadi pada saya (dan pasti banyak orang lain di luar sana) yang tumbuh mendewasa, meninggalkan masa remaja. Teman ngga selamanya teman, apalagi kalo terpisah jarak, masing-masing tumbuh dalam lingkungannya sendiri, mengubah pola pikir dan sebagainya. Thanks for sharing, Kak.. :)