Dulu, karena badanku bongsor dengan tinggi di atas rata-rata manusia di kampungku serta badan yang langsing, seringkali orang bilang’ “jadi pramugari ajah” . Saking seringnya sampai lama-lama bosen dengarnya. Wong aku ini anak kampung, belum pernah naik pesawat bahasa Inggris ndak bisa, mana beranilah bermimpi jadi pramugari. Cita-citaku dulu paling puool jadi pegawai bank kecil di kampungku, dan itu sudah terasa mewah.
Seiring berjalannya waktu, dan karena terlalu sering juga diprovokasi supaya jadi pramugari kemudian aku jadi mikir. Apa iya ya, aku cocok jadi pramugari? Apa iya keterima? Gadis kampung yang bisanya bahasa jawa? Sambil membaca-baca majalah yang memuat berita-berita tentang kota-kota di luar negeri, diriku pun menghayal. Seandainya aku jadi pramugari, aku bakal mudah berkunjung ke kota-kota dalam gambar itu. Berfoto, mencoba makanan yang asing, jalan-jalan ke museum atau bangunan-bangunan keren, taman-taman yang indah penuh burung dan bunga-bunga warna-warni. Oh indahnya…!
Eits tapi tunggu dulu, tugas pramugari itu apa? Kemudian aku pun bertanya kesana kemari mencari info tentang tugas pramugari. Kebetulan, salah satu kakak kelas di SMA adalah pramugari dan dia bercerita tentang tugas utamanya yaitu melayani penumpang, seperti mengambilkan makanan, atau minuman, memenuhi panggilan penumpang jika butuh sesuatu. Dan harus sabar dengan tingkah penumpang yang terkadang aneh bin nyebelin. Aku pun merenungkan kembali, apa bisa aku melayani orang sedangkan aku seringkali males dimintai tolong ibuku untuk bersih-bersih atau menghidangkan suguhan untuk tamu. Duh, gengsi dong masak jadi pelayan?
Sekarang aku sudah menjadi ibu dan bekerja, mimpi tentang pramugari itu pun terkubur lenyap ditelan rutinitas dan mimpi-mimpi yang lain. Ketika baca-baca ini, aku jadi teringat kembali. Kalau waktu bisa diputar kembali, maukah aku jadi pramugari? Melayani penumpang yang bermacam ragam dan melakukan perjalanan hampir setiap hari serasa tidak punya rumah? Aku akan jawab : MAU! Kenapa? Mari aku ceritakan sesuatu tentang pembelajaran hidup.
Sekian puluh tahun bekerja dan berkegiatan memberikan banyak pelajaran hidup. Pekerjaanku memungkinkan aku bertemu tokoh-tokoh penting, pengusaha sukses dan orang-orang hebat. Aku seringkali mengamati, apa ya yang membuat mereka sukses? Adakah resep yang mujarab? Tentu saja aku tidak menemukan resep jitunya, tetapi ada hal yang menarik yang aku peroleh. Orang-orang hebat itu adalah pemimpin yang handal di bidangnya, entah dia Direktur, CEO, Wirausahawan, Menteri, maupun Gubernur atau Bupati. Untuk Menteri, Bupati dan Gubernur tidak semua sih handal (nanti ada catatan tersendiri untuk mereka), tetapi adalah beberapa yang handal. Dan kunci pemimpin itu adalah melayani. Mereka luwes melayani kolega, klien, konsumen, ataupun warganya.
Beberapa orang sukses yang aku kagumi, hampir sebagian besar adalah orang yang ramah dan rendah hati. Posisi yang diraihnya sekarang berkat kerja kerasnya bertahun-tahun melayani orang-orang yang terkait dengan pekerjaannya. Dan pasti mereka sudah bertemu dengan banyak orang dan berbagai karakter, sehingga mereka bisa luwes menjalin kerjasama. Siapa sih yang tidak senang dilayani? Hampir semua senang dong, dan ilmu melayani itu bukan sekedar “yess men” dan kemudian menjalankan instruksi seperti robot.
Hakikat melayani adalah bisa memenuhi harapan orang lain tanpa kita merasa tertindas dan tak perlu merendahkan diri. Perlu ketrampilan komunikasi dan belajar melapangkan hati. Kerendahan hati bisa diasah dengan melayani sesama. Bahkan konon, Nabi pun melayani umatnya. Karena kunci pemimpin yang benar adalah melayani. Dan melayani itu tidak ada sekolahnya, semua harus dipelajari dengan praktek langsung.
Bayangin kalau jadi pramugari, aku harus melayani penumpang dengan tulus dan ramah. Menghadapi berbagai macam orang itu penuh tantangan. Di pesawat pasti penumpang berganti-ganti, jadi aku akan ketemu banyak sekali orang. Pekerjaan pramugari tidak mudah, selain masalah skill kita juga harus belajar mengendalikan ego, sehingga bisa melayani dengan tulus bukan sekedar kewajiban. Jika kita berhasil, maka bukan hanya gaji dan jalan-jalan gratis tetapi kita lebih bijak dan siapa tau kelak jadi pemimpin yang sukses mengatur warganya atau pemimpin yang sukses menjalankan usahanya. Selain itu, kita juga bisa membangun networking lho! Pelajaran hidup yang luar biasa, bukan?
Buat kalian yang masih muda, saatnya menimba ilmu dan pengalaman seluas-luasnya. Menjadi pramugari adalah salah satu pilihan yang menarik. Jadi buruan gih daftar di sini dan Good Luck yaa! :)
Ehhhmmm curahan pikiran yang inspiratif. Trims udah sharing.
benar..pemimpin adalah pelayan bagi yang dipimpinnya
Inilah Alasan Pramugari Harus Cewek
Karena kalo bences (banci) yang jadi pramugari maka inilah yang terjadi…:
“Eheemm…
Para pere n lekong, yuhhuu…
atensiong pliss deyh…
Bekudis tempel semen alias ledis en jentelmen…
Sesuai peraturan penerbangan, jadi eike di mawar melati anggrek berbunga-bunga sepanjang hari, mao tawarin yiey cara makarena sabuk pengaman yeiy..
aih emangnya koendom kale aah, pengaman… hihihihihi…!!
Coba sindang liat eike cara pasang itu sabuki yang ngelilit dipinggang yiey, cara ngunciin biar yiey enggong kelepas nanti kalo pesawatnya jedukan, cucok kan??!!!
Baju ngapung ada di bawah kursi yeiy masing-masing, jengong dipakarena kecuali nanti mas kapiten ngajak yeiy semua nyemplung ke lautan berenang bareng ya boo!!!
Eiitts, jengong lupita, itu perkakas jangan yeiy pindah-pindahin ya, apalagi dibawa polo ke ruminah…
Najis tralala tau..
Terus yang ketauan sama eike, bakalan disentilin kanan kiri atas bawah depan belakang deh iih…
Cara makarena nya, itu bejes dikalungin di leher yeiy.
Etong-etong jengong sampe kekencengan ntar yeiy gak bisa napas ya booo…
Oke deehh capcuuuss terbang…
Jengong lupita berdoa ye cyinnn.. emmm..
Yyuukk…
Marreeee…”