Pemimpin Negara  sedang dirundung problema dan berbagai pilihan yang (mungkin) sangat sulit.  Dan saat ini sedang terjadi, Sang Pemimpin ingin memenuhi keinginan semua pihak yang ada justru mengecewakan banyak pihak. Ketidakjelasan sebuah keputusan kadangkala dianggap cara yang aman untuk meminimalisir resiko, padahal sebenarnya ketidakjelasan menimbulkan lebih banyak lagi persoalan dikemudian hari.

Seorang Pemimpin yang sudah terpilih, wajib ngopeni semua rakyatnya baik yang memilih dirinya  yang memilih lawannya  ataupun yang golput. Begitu juga rakyatnya, meski yang terpilih bukan jagoannya tetap harus menghormati dan mengakui kepemimpinannya, jika benar kita dukung jika salah kita ingatkan.

Mengingatkan bisa bermacam-macam cara, ingat ada 2oo juta kepala dan gak mungkin sama. Mau bikin demo, bikin tulisan, bikin gerakan ya silakan saja. Apalagi Pemimpin Negara sangat sibuk, untuk mendapatkan perhatiannya diperlukan berbagai cara. Dan jangan menganggap apak yg dilakukan sebagai fitnah, apalagi fitnah yang kejam. Rakyat kan hanya tidak ingin pemimpinnya salah langkah. Memang suka ada yang berlebihan, lebay, tetapi balik lagi itu kan cara mereka untuk menarik perhatian pemimpinnya. Sebenarnya substansinya ingin Pemimpin Negara memimpin dengan baik dan benar. Nanti rakyat jadi takut aau apatis kalau kritik atau masukan dibilang fitnah.

Menjadi Kepala Negara bukan harus ahli segalanya. Kebayang dong satu negara dengan berbagai suku, adat istiadat, agama dan berbagai kepentingan, mana ada yang ahli semuanya?  Dalam bayangan saya, Kepala Negara  itu seperti Manager EO, yang mempunyai berbagai jenis karyawan, berbagai unit kegiatan dengan satu tujuan Show harus sukses! Kunci Manager EO adalah mempunyai asisten yang ahli dibidang masih-masing  dan berwibawa sehingga keputusan yang dibuat akan dijalankan. Mungkin Manajer EO tidak lebih pintar dari pegawainya dibidang tertentu, tetapi kemampuan melihat keseluruhan masalah dan menganalisis semua data untuk menghasilkan keputusan yang tepat itulah keunggulan Manager EO. Tidak selalu benar keputusan yang diambil, tetapi dengan cepat harus segera memperbaiki keputusan-keputusan yang salah supaya tidak mengganggu pertunjukkan. Maka diperlukan pendengaran yang cukup baik terhadap masukan dari luar dan keluhan pegawainya disamping yang pasti kepuasan klien nomer satu dalam hal ini adalah rakyatnya.

Kalau klien sudah berteriak-teriak, kalau klien sudah kecewa, bukankah berarti ada yang salah ya? Mengakui kesalahan juga bukan hal yang tabu buat pemimpin. Justru dengan kebesaran hati mau mengakui kesalahan kemudian memperbaikinya akan menimbulkan simpati dan dukungan yang tulus dari rakyatnya. Kita sebagai rakyat juga tidak mau dikit-dikit kudeta,  atau dikit-dikit ganti Kepala Negara. Capek ahh… dan kami pun terganggu hajat hidupnya.

Jaman sekarang dengan tingkat kesusahan yang semakin tinggi, rakyat sebenarnya semakin malas jika terjadi keributan di atas. Makanya kalo ndak kebangetan amat enggak akan kog rakyat ini teriak-teriak. Mending urus nasibnya sendiri-sendiri. Kalau rakyat sudah banyak yang teriak berarti sudah kebangetan to. Kalau teriak itupun tidak menggugah hati Pemimpinnya, wah mesti cara apalagi ya? Jangan salahkan rakyatnya jika semakin kreatif dan aneh-aneh untuk unjuk rasa. Dan demonstrasi pun jadi tontonan harian. Jangan jadikan kesabaran rakyat sebagai peluang untuk menghindar karena ledakan kemarahannya bisa lebih menghancurkan.

One Reply to “Memimpin”

  1. ah demo yang terjadi kan karena praktek bayaran, baik yang pro atau tidak, tidak murni. semua orang cuma sibuk cari duit, termasuk ikutan demo :)

Tinggalkan Balasan