DSCF4773 (800x533)
Photo by: @ted_kho

Pagi ini tiba-tiba saya ingin menulis. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi di mana saya harus bergegas ada meeting dengan sebuah perusahaan. Tapi dorongan untuk menulis lebih kuat. Akhirnya saya parkir dulu di dekat meja, duduk dan mulai menulis.

Saya baru sadar bahwa teman baik saya seorang GRANDFATHER! Iya Grandfather. Baca deh di siniLelanangin Jagat atau Man of the Universe biasa dia disebut. Wow! Kenapa saya baru menyadari bahwa dia sehebat itu ya? Terkadang hubungan yang dekat tidak bisa untuk memandang secara obyektif. Butuh ruang dan jarak yang cukup untuk melihat sebuah gambaran utuh. Saya lupa dia orang hebat, sehingga saya biasa ngomong sembarangan, mentertawakan, mengolok-olok, bahkan bicara pedas sepedas gudeg mercon cabe 5 kilo. Kedekatan yang tidak berjarak membuat kita bisa bicara apa saja tapi lupa betapa teman kita luar biasa.

Tulisan ini menyadarkan saya (kembali) bahwa dia orang hebat. Ada pelajaran penting dari tulisan itu yang patut kita cermati. Dia menjadi seperti sekarang ini membutuhkan waktu yang panjang dan konsistensi. Iya, orang ini konsisten membuat tulisan di semua kanal media sosial. Silakan baca ini dan follow ini. Orang ini tahu persis bagaimana sebuah tulisan harus bisa dinikmati pembacanya. Bukan sekedarkan memuaskan diri sendiri dan mengejar traffic demi harga postingan. Bagi yang pengin jadi seleblog atau selebtwit sudahkah kalian konsisten dalam membuat postingan dan memenuhi kenikmatan pembacamu? Kalau sudah, masih butuh waktu yang tidak sebentar untuk kemudian bisa menjadi seleb di online.

Tips dari orang ini yang patut kita renungkan untuk menjadi seorang Granddfather di online adalah:
1. Jangan sibuk menuliskan tentang diri sendiri, orang lain gak butuh itu
2. Jangan ngeluh melulu, ganggu ntar di unfollow
3. Jangan kebanyakan komplain, yang baca capek juga kalii
4. Nulisnya yang pinter yak
5. Nah jangan lupa bagi-bagi informasi.

Beruntung saya bersahabat dengan Ndorokakung. Seorang Grandfather yang bisa diajak bicara serius, bercanda sak penake dan mentertawakan diri sendiri tanpa merasa dihakimi.

Selamat pagi Ki Sanak, siapa sahabat baikmu yang bisa diajak mentertawakan diri dengan enak?

10 Replies to “Temanku seorang Grandfather”

  1. terkadang masih ndak percaya, saya yang bukan siapa2 ini bisa kenal baik dengan mas grandfather, bisa dengan mudah menghubungi beliau, bisa dengan bebas bercanda hahahahihihi sedangkan orang lain belum tentu bisa mendapat keleluasaan seperti saya.. setuju dengan kalimat ini mba “Terkadang jarak yang dekat tidak cukup untuk memandang secara obyektif. Butuh ruang dan jarak yang cukup untuk melihat sebuah gambaran utuh”

  2. blog ndorokakung (yang lama, yg blogdrive atau apa itu aku lupa) adalah blog orang Indonesia pertama yg aku baca. blog pertama yg aku subscribe lewat email, dan akhirnya membuat aku berani ngeblog.

    aku inget waktu akhirnya ‘kenal’ dan ngobrol di Yahoo! Messenger, ndoro ngakak. “Wooooo jebul kamu to yang namanya Rina. Tak kiro sopo, kok goblog men gelem subscribe blogku”

    Hahahahaha.. *cium ndorokakung*

Tinggalkan Balasan