September adalah bulan penting bagiku. Karena di bulan ini aku dilahirkan dan melahirkan. Konon tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Mungkin Tuhan mau mengingatkan bahwa saat September tiba : aku adalah anak sekaligus ibu.
Menjadi anak dan menjadi ibu adalah dua hal yang berbeda tetapi hampir semua perempuan mengalami. Menurutku bukan bertukar posisi tetapi mengalir dalam dua peran. Aku yang sudah tidak muda lagi, dimata ibuku tetaplah anaknya, yang kalau pulang malam-malam masih ditanya kenapa belum pulang. Dan aku buat anakku adalah ibunya walau masih suka tertawa terbahak-bahak bercanda dengan teman-temannya.
September, adalah sebuah paradoks. Sukacita dalam renungan yang mendalam. Bersukacita bahwa aku dan putriku merayakan ulang tahun. Akan ada ucapan selamat dan doa dari teman serta saudara. Tetapi juga perenungan yang dalam, usia bertambah berarti jatah hidup berkurang. Apa yang sudah aku perbuat selama ini? Apakah sudah memberikan manfaat yang besar pada umurku?
September banyak doa mengalir, dan mari kita aminkan sehingga menembus dinding langit. Tidak semua Tuhan kabulkan saat itu juga, karena Beliau tahu mana doa yang terbaik untukku dan anakku saat itu, mana yang harus ditunda dan mana yang harus diganti.
September selalu menjadi pengingat bahwa aku manusia biasa yang punya segudang cita-cita. Pengin ini itu tapi suka lupa untuk melakoninya. Merunut kembali mana mimpi yang sudah terlampaui, mana yang belum dan mana yang patut dilupakan saja. Ya..aku semakin menua harus semakin sadar diri. Tidak semua harus didapat tetapi semua yang didapat harus disyukuri.
Terimakasih Tuhan, aku bertemu September lagi. Saatnya merenung dan merentang mimpi lagi, secukupnya.
Selamat September, Mba Ai dan Kika.. :)
Makasiiiih Upaaah! *ciyum-ciyum*