Sebentar lagi Akademi Berbagi (Akber) berulang tahun yang ketiga. Waktu berjalan begitu cepat, rasanya baru kemaren mengawali kegiatan ini. Dimulai dengan niat untuk memberikan tempat belajar bagi siapa saja yang ingin belajar. Niat untuk membuat mudah bagi semua orang yang ingin bertemu dan belajar dari praktisi. Tanpa disadari di awal, Akademi Berbagi menjadi ajang bertemunya publik dengan para praktisi. Banyak dari praktisi adalah praktisi beken yang selama ini cuma dilihat lewat media. Di Akber mereka bisa bertemu langsung, berdiskusi dan belajar.

Beruntunglah para volunteer Akber, mereka punya kesempatan bertemu praktisi jauh lebih banyak. Karena volunteers boleh ikut kelas mana pun tanpa perlu mendaftar. Ketika mengelola kelas, secara otomatis mereka berkomunikasi dan kontak-kontakan langsung dengan narasumber. Hal ini memungkinkan untuk mereka berkenalan dan kemudian membangun networking dengan para praktisi. Akber tidak membatasi kelas dengan tema tertentu, sehingga para volunteer bisa bertemu banyak praktisi dari berbagai bidang.

Kalau kata para pakar, networking itu bukan siapa yang kita kenal, tetapi siapa yang mengenal kita. Kenapa saya seringkali bilang dengan menjadi volunteer memungkinkan punya networking yang luas berkualitas? Hal ini didasarkan pada pengalaman saya sendiri. Selama saya menjalankan kegiatan Akber sebagai volunteer, saya berkesempatan kenalan, bertemu dan berkomunikasi dengan para guru. Sebagai volunteer, saya bisa berkomunikasi dengan gaya informal tanpa struktural sehingga lebih mudah untuk “akrab” dan kemudian mereka lebih mudah “mengenal’ saya. Itulah keuntungan jadi volunteer. Networking dibangun dalam semangat kekeluargaan sehingga kepercayaan pun mudah untuk dibangun. Kenapa bisa begitu? Ketika kita mau melakukan kegiatan sosial, tanpa bayaran dengan konsisten itu menjadi salah satu ukuran bahwa kita bisa menjaga sebuah komitmen dengan baik walau tanpa reward dan punishment. Orang lebih mudah menaruh respect kepada volunteer karena hal tersebut sehingga kepercayaan pun mudah di bangun.

Siapa bilang jadi volunteer itu tidak mendapakan apa-apa. Sudah pasti kebahagiaan berlipat ganda, karena sudah fitrahnya manusia, jika bisa membantu orang lain bahagianya dua kali lipat dari kebahagiaan bisa menolong diri sendiri. Selain itu, menjadi volunteer membuka banyak kesempatan karena kita bebas berjejaring tanpa sekat atau stuktur institusi dan dalam sebuah hubungan yang lebih manusiawi. Tidak percaya? Silakan gabung jadi volunteer di kegiatan sosial manapun dan rasakan dampaknya.

7 Replies to “Volunteerism : Apa gunanya jadi volunteer?”

    1. Dirimu Akber mana? Setahuku di Aceh baru ada @akberLhokseumawe apa ada kota lain? Semangat terus menebar ilmu dan kebaikan yaa :)

  1. salam kenal Mba Ainun…
    i’ve just knew about akademi berbagi recently…i think it’s an inspiring community
    apakah komunitas tsb juga aktif di Surabaya?
    Jika ya, mungkin mba Ainun bisa memberi referensi bagaimana prosedur untuk bergabung di komunitas ini.
    Terima kasih :)

Tinggalkan Balasan