“Kontrol Kualitas“, kalimat dari Pak Rully Lesmana ini terngiang-ngiang terus hingga akhir acara. Kemaren saya dapat kesempatan ikut hadir di acara Citi Microentrepreneurship Awards 2015 (CMA 2015) yang diselenggarakan oleh Citi Indonesia sebagai bagian dari kegiatan kemasyarakatan dalam payung program Citi Peduli dan berkarya ().
Jalan Panjang Wirausaha
Pak Rully Lesmana adalah penjual telor asin. Tapi bukan sembarangan pedagang lo! Beliau ini eksportir telor asin ke mancanegara. Dimulai dari jualan telor asin di pasar, kecil-kecilan, kemudian karena ketekunan dan kegigihannya sekarang sudah bisa memproduksi 40 ribu telor asin per hari untuk dikirim ke berbagai negara. Perjalanan yang tidak mudah, begitu Pak Rully menceritakannya. Kegagalan dan dikembalikannya hampir semua telor asin oleh para pembeli karena kualitasnya jelek, pernah dialami. Bukan meratapi, tetapi justru instropeksi, koreksi dan menemukan kuncinya.
Kontrol kualitas menjadi kunci keberhasilan Pak Rully. Dan menurut saya memang benar adanya. Ketika semua sibuk dengan bagaimana menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), Pak Rully sudah ketemu jalannya. Bukan dengan ketakutan tetapi justru melihat ini peluang.
Pak Rully adalah contoh wirausaha yang berhasil dan patut jadi teladan untuk wirausaha lainnya. Makanya cocok sekali kemaren Pak Rully jadi pembicara di depan para wirausaha yang mengikuti program Citi Microentrepreneurship Awards sebuah program pemberdayaan dan penghargaan untuk wirausaha yang telah 11 tahun dilaksanakan oleh Citi Indonesia bekerja sama deng Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI).
Para wirausaha yang hadir diacara tersebut berasal dari berbagai daerah. Mereka terpilih mengikuti program Citi Peka dengan mendapatkan pendampingan untuk mengembangkan bisnisnya. Yang seru, setiap wirausahawan menggunakan pakaian daerah asal mereka masing-masing sehingga suasana pemberian penghargaan makin seru. dan gak kaku.
MEA Seharusnya Jadi Kesempatan Baik
Ngomongin MEA, seringkali orang hanya melihat dari sisi “menakutkan” bukan dari sisi peluangnya. Padahal MEA juga bisa dibaca sebagai makin luasnya pasar dan makin mudah ekspansi ke negeri tetangga, baik sebagai profesional maupun pengusaha.
Untuk pebisnis, saya sepakat dengan Pak Rully, kualitas itu penting. Soal produk atau jasa, banyak sekali yang bisa dibuat dan dijual karena negeri ini kaya. Tingga bagaimana membuat produk yang menarik dan kompetitif.
Ada hal yang juga menarik disampaikan oleh Goris Mustaqim, tokoh muda penggerak socialpreneur, bahwa pentingnya sebuah packaging. Sering kali produk yang bagus tanpa disertai packaging yang bagus, kalah di persaingan. Bagaimana pun packaging berkualitas itu sangat diperlukan untuk menembus pasar internasional.
Salah satu finalis CMA 2015, memproduksi makanan ikan olahan sudah membuat packaging dengan baik. Dengan harga yang cukup murah, Rp 10.000 satu pack, kita dapat cemilan enak dengan bungkus yang menarik. Silakan dicoba produk berbagai kripik hasil laut “Niki Enak” dari CV Dua Putri Kembar, Pontianak.
Yuk, Dorong Wirausahawan Dalam Negeri untuk Terus Berinovasi
Banyak hal yang perlu diperbaiki untuk menembus pasar ASEAN, tetapi jangan kuatir selalu ada peluang yang lebih besar. Terus belajar dan memperbaiki kualitas produknya, karena banyak sekali hasil karya Indonesia yang dibutuhkan oleh negara lain. Serta bergabung dengan lembaga atau organisasi yang bisa membantu dan mendampingi wirausaha seperti Citi Peka sehingga lebih berkembang dan terarah.
Para Pemenang CMA 2015
Berikut ini daftar pemenang CMA 2015, siapa tahu ada kenalan anda dan kita patut bangga, bukan?
Sasjunita, asal dari Sijunjung Sumatera Barat. Produk yang dihasilkan minuman herbal dengan merk Gracia Tea, berhasil menjadi pemenang Wirausaha Mikro Terbaik 2015. Saya pun sudah mencicipi tehnya dan membeli untuk dibawa pulang. Tehnya segar dan banyak khasiatnya.
Andi Asdar Abuhaerah, dari Makassar. Jenis usahanya bimbingan belajar dengan nama Al Insan Plus. Pemenang Kategori Wirausaha Mikro Muda terbaik.
Pemenang Wirausaha Mikro kategori perempuan diraih oleh:
- Eka Suprayatin dari Boyolali Jawa Tengah. Jenis usahanya olahan ikan Lele dengan nama usaha Al Fadh.
- Fatmawati dari Bontang Kalimantan Timur. Jenis Usahanya Lembaga kursus dan pelatihan boga dengan nama LKP BEEC.
Selamat kepada para pemenang. Semoga kegiatan CMA 2015 bisa menginspirasi sehingga makin banyak yang tertarik untuk menjadi wirausaha tangguh dan mampu bersaing di pasar global. Citi Peka, sebagai kegiatan yang mewadahi para wirausaha bisa lebih menjangkau banyak pengusah kecil di berbagai daerah. Semoga.
Kita memang harus melihatnya sebagai peluang dan tantangan akan tetapi juga perlu mempersiapkan diri