Selama 20 tahun, saya bergerak di jantung komunikasi digital—dari media hingga kementerian—untuk merajut hubungan yang bermakna antara institusi dan manusia. Sebagai pendiri Akademi Berbagi, saya telah membuktikan bahwa komunikasi yang empatis mampu menggerakkan lebih dari 70.000 relawan untuk perubahan sosial.

Kini, saya mendedikasikan keahlian saya untuk tiga fokus utama:

  1. Community Builder: Membantu organisasi membangun ekosistem komunitas yang memiliki “ruh” dan loyalitas tinggi, bukan sekadar angka pengikut.
  2. Digital Mentorship: Menjadi teman diskusi strategis bagi para profesional untuk membangun otoritas diri dan menavigasi komunikasi krisis dengan kepala dingin.
  3. Digital Literacy Advocate for Moms: Berbagi perspektif sebagai praktisi sekaligus Ibu untuk mengedukasi keluarga agar berdaya dan aman di dunia digital.

Saya percaya setiap perubahan besar dimulai dari percakapan yang jujur. Mari berkolaborasi untuk menciptakan narasi digital yang lebih berdampak dan manusiawi.

Kontak :

Saya bisa ditemui di IG/X : @ainunchomsun atau email : ainun.chomsun@gmail.com
====================================================================

 

 

Di kaki gunung merbabu, mulut berasap di pagi hari, dingin....

Tempat asal dan tempat kembali suatu saat nanti

Karena saat ini, sedang mengejar keberuntungan di pinggir pantai, di antara rimbunan gedung dan tak ada gunung!

Tetap bisa mendapatkan dinginnya gunung, di kafe sepi yang ada AC nya, atau di busway . Dingin sekali.

 

Aku seorang Ibu, bekerja sebagai Digital Communications & Community  dan Content Creator. Suka berbagi cerita  tentang Digital Communications, Social Media, Social Movement, Community Development dan Digital Parenting.  Menulis beberapa buku seperti : KELAS, Indonesia Jungkir Balik, Single Moms dan Perempuan yang Melukis Wajah, kolom Harian Kompas dan lain-lain. Pendiri Akademi Berbagi & PUANDIGDAYA (perempuan digital berdaya) yang akan terus berkerja untuk sesama.

 

dulu nama akunku pasarsapi…..

Adalah sebuah kota kecil di kaki gunung Merbabu, tempat aku lahir dan dibesarkan hingga SMA. Di mana semua mimpi berawal. Hawa dingin, warga yang saling kenal, jalan kaki tiap pagi ke sekolah menjadi catatan indah sejarah kecilku. Sebuah rumah tempat aku tinggal bersama orang tua dan saudara-saudaraku dekat dengan pasarsapi, dulu tempat bertemunya pedagang sapi dan kambing dari kampung dengan pembeli dari kota. Sekarang tempat itu tinggal kenangan hanya deretan bangunan tidak jelas untuk apa. Tetapi semua orang sudah terlanjur mengenal tempat itu sebagai pasarsapi. Ketika aku naik angkutan umum, dan sang kenek berteriak : pasarsapi…! pasarsapi..! Itu pertanda aku siap-siap harus turun.

Kini, aku seorang ibu di ibukota yang terik, mencoba melanjutkan asa, merajut kembali mimpi-mimpi di tengah sesaknya manusia dan kepentingan. Bersama putriku kami menjalani hari dengan segala ketidakpastian tetapi kami tidak pernah menyerah apalagi kalah. Karena bahagia dan senang adalah pilihan sadar, di mana pun kami berada.

 

17 Replies to “Mari bekerjasama”

  1. nama lama jalan osa maliki adalah jalan andong (bukan “andhong” saudaranya dokar). andong itu nama pohon. adapaun nama osa maliki diterakan pada 1970 karena osa maliki, tokoh pni dari duet osa-usep (ranuwijaya) wafat di salatiga (kalo nggak salah gitu ceritanya).

    ada pun pasar sapi (baru), dekat rsu dan smaksa itu, adalah pindahan dari (tentu saja) pasar sapi lawas. itulah sebabnya nama lama jalan veteran adalah jalan pasar hewan, lalu diganti jadi jalan ganefo, dan kemudian veteran.

    di osa maliki ada pompa bensin. dulunya di situ kebun rimbun, pernah buat syuting pilem horor. di belakangnya ada kali (kali nongko). orang-orang tua sekitar menyebut salah bagian kali itu “watu kelir” karena dulu, kalau malam, kabarnya ada suara pergelaran wayang.

    ===> pasarsapi : Disitulah saya lahir dan dibesarkan Paman. Di ngandong dekat pasar sapi. Terimakasih Paman :))

  2. kalo gak salah, ada kuburan Ngandong yang termahsyur horor tingkat akut, dulu jaman cilikan sering diwedeni kalo lewat situ
    bener gak to ??

    *salam kenal mas

  3. maaf ikut memeberi komentar..saya baca di blognya pecasndahe..kok ada pasar sapi..plass langsung teringat kampung halaman boyolali jadi meluncur kesini..meski agak jauh dr pasar sapi tp kangen rasanya dengan sapi sapi saya di kampung..sugeng tepang..

    1. @giyzt : salam kenal mas…kebetulan rumah saya deket pasar sapi juga, tapi bukan di Boyolali :))

  4. Wah…serasa di salatiga…ternyata sekampung seperti juga paman Tyo dan Mbak Ainun…
    saya juga asli salatiga, tepatnya belakang kejaksaan negri gendongan… tapi sekarang merantau di Jakarta…
    ….sugeng tepang nggih….

  5. Salam kenal,

    Kami seneng baca blog ini dan tulisan2 mbak. Kami juga suka baca “pengajian” mbak di twitter, seruu! :)

    Sekali lagi terimakasih,

    Eko&Kanty

  6. Halo Eko&Kanty,
    Salam kenal juga..:)
    Terimakasih sdh baca blog dan ikut pengajian twitternya….hehehe

    *jadi maluuuu*

Tinggalkan Balasan ke arinovaBatalkan balasan